12 Alasan Wanita Mengalami Keputihan, Waspada Tanda Infeksi Menular Seksual

- 17 Februari 2021, 22:00 WIB
Ilustrasi gejala keputihan yang dialami perempuan.
Ilustrasi gejala keputihan yang dialami perempuan. /PEXELS/Sound

RINGTIMES BALI – Keputihan yang dialami oleh setiap wanita bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan. Mulai dari peningkatan libido maupun masa ovulasi bisa menjadi pengaruh bagi Anda mengalami keputihan bahkan selama siklus menstruasi.

Terkecuali jika Anda mengalami gejala yang tidak biasa, mungkin itu adalah waktu bagi Anda untuk mengeceknya ke spesialis terdekat.

Dilansir Ringtimesbali.com dari laman Healthline.com, berikut ada 12 alasan mengapa Anda para wanita mengalami keputihan.

Baca Juga: Ketahui Warna Keputihan Selama Kehamilan, Berbahaya atau Tidak?

1. Masa ovulasi

Cairan berlendir dari vagina atau keputihan akan mengalami intensitas produksi yang lebih tinggi saat Anda mengalami siklus menstruasi. Biasanya hal ini terjadi di hari ke-14 saat siklus tersebut terjadi, di mana tubuh Anda bersiap untuk mengalami ovulasi.

Saat waktunya semakin dekat, cairan yang dikeluarkan biasanya akan lebih jernih, basah, dan lebih elastis dari sebelumnya. Gejala ovulasi lainnya juga bisa ditunjukkan melalui suhu basal tubuh, sakit perut di satu sisi, dan munculnya bercak.

2. Terangsang

Saat Anda terangsang, pembuluh darah di alat kelamin Anda akan membesar. Akibatnya, intensitas keluarnya cairan dari vagina meningkat.

Baca Juga: Stop 3 Kebiasaan Sepele yang Buat Vagina Berbau Tidak Sedap, Termasuk Salah Pakai Celana Dalam

Tanda lainnya ketika libido Anda meningkat adalah pembengkakan yang terjadi pada bagian vulva, pernapasan, denyut nadi yang cepat, dan kemerahan di dada atau leher.

3. Stres atau hormon yang tak seimbang

Perubahan hormon dapat terjadi ketika Anda mengalami stres atau kondisi kesehatan lainnya seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) dapat menyebabkan meningkatnya keputihan.

4. Mengalami reaksi alergi

Sama seperti bagian tubuh lainnya, reaksi alergi juga bisa terjadi di dalam atau area vagina. Penyebabnya bisa dikarenakan antara lain penggunaan pembersih, pakaian, atau tisu toilet.

5. Konsumsi antibiotikBaca Juga: Bukan Ikan Asin, Ternyata 5 Makanan Ini Sebabkan Vagina Berbau Tidak Sedap

Antibiotik dapat membantu pemulihan sejumlah penyakit, namun dengan mengonsumsinya juga bisa berpengaruh pada keseimbangan bakteri di vagina Anda.

Hal ini dapat menyebabkan infeksi jamur, yang sering ditandai dengan peningkatan cairan yang menyerupai seperti keju atau cairan encer.

6. Lupa menggunakan tampon atau kehilangan alat pengaman

Dalam kedua kasus tersebut, Anda mungkin mengalami kotoran yang berlebihan dan berbau busuk dalam berbagai warna dari kuning hingga hijau, atau merah muda hingga cokelat.

Baca Juga: 8 Tanda Darurat yang Menunjukkan Kanker Serviks, Salah Satunya Pendarahan Vagina

7. Menggunakan alat kontrasepsi

Meskipun penggunaan alat kontrasepsi memiliki kelebihan dengan melindungi diri dari potensi kehamilan, menggunakannya juga akan menimbulkan efek samping tertentu yang terasa kurang menyenangkan. Termasuk peningkatan keputihan saat hormon Anda menyesuaikan.

8. Tanda awal kehamilan

Hampir setiap wanita mengalami peningkatan keputihan sebagai pertanda awal kehamilan. Siklus ini membantu melindungi janin dari infeksi yang mungkin menjalar ke vagina atau ke dalam rahim. Biasanya, keputihan yang dialami akan berwarna bening atau putih.

9. Sedang menyusui

Lokia adalah jenis keputihan yang dialami ibu pasca melahirkan dan terjadi selama beberapa minggu. Saat menyusui, volume cairan yang keluar akan meningkat.

Baca Juga: Kenali Gejala Diabetes pada Wanita: Penurunan Gairah Seks Hingga Infeksi Vagina

Biasanya dimulai dengan pendarahan berwarna merah tua, lalu menjadi merah muda atau cokelat berair, kemudian berubah lagi menjadi warna kuning krem.

10. Adanya infeksi jamur

Infeksi jamur bisa mempengaruhi hingga 75 persen wanita pada satu waktu. Faktor yang dapat menyebabkan Anda mengalami infeksi biasanya antara lain karena konsumsi antibiotik, sistem kekebalan yang lemah, gula darah tinggi, dan pakaian yang ketat.

11. Tanda vaginosis bakterialis

Bakteri vaginosis merupakan pertumbuhan bakteri berlebih di dalam vagina. Hal ini dapat menyebabkan cairan yang keluar menjadi berbau amis yang berwarna abu-abu, hijau, atau putih.

Gejala lainnya bisa juga dirasakan dengan bagian vagina yang terasa gatal atau rasa terbakar saat buang air kecil.

Baca Juga: 7 Kesalahan Wanita dalam Memilih Suami, Segera Hindari Agar Tidak Menyesal

Aktivitas douching atau melakukan hubungan seksual tanpa alat pengaman juga meningkatkan potensi terkena infeksi jenis ini.

12. Tanda infeksi menular seksual (IMS)

IMS seperti gonore dan klamidia mungkin tidak memiliki gejala pada awalnya. Namun, seiring perkembangan infeksi, Anda mungkin akan mengalami keputihan yang berbau busuk atau kental, atau bahkan pendarahan.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x