Network
RINGTIMES BALI - Meskipun pria lebih berisiko terkena stroke, namun wanita juga memiliki potensi risiko seumur hidup yang lebih tinggi. Wanita lebih sering meninggal karena stroke.
Stroke terjadi ketika gumpalan darah atau pembuluh pecah menghentikan aliran darah ke otak kamu. Berdasarkan suatu penelitian di Amerika, setiap tahun ada sekitar 140.000 orang meninggal akibat komplikasi terkait stroke. Stroke adalah penyebab kematian ketiga bagi wanita Amerika.
Penelitian lain memperkirakan bahwa 1 dari 5 wanita akan mengalami stroke, dan hampir 60 persen akan meninggal akibat serangan tersebut.
Baca Juga: Kampanye ShopeePay Semua Rp1 Cetak Rekor Baru dengan Lebih dari 100.000 Voucher Terjual pada 12 Meni
Dilansir Ringtimes Bali dari laman Healthline, ada banyak alasan mengapa wanita lebih mungkin mengalami stroke. Wanita hidup lebih lama daripada pria, dan usia merupakan faktor risiko penting lainnya untuk stroke.
Wanita lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Kehamilan dan pengendalian kelahiran juga meningkatkan risiko wanita terkena stroke.
Wanita mungkin mengalami gejala yang jarang terjadi pada gejala stroke pria, diantaranya:
- Mual atau muntah
- Kejang
- Cegukan
- Kesulitan bernapas
- Rasa sakit
- Pingsan atau kehilangan kesadaran
- Badan terasa lemas
Baca Juga: Jangan Ragu, Buah Apel Ternyata Punya Banyak Manfaat untuk Penderita Diabetes
Karena gejala stroke pada wanita terbilang unik, mungkin sulit untuk segera menghubungkannya dengan stroke. Hal ini dapat menunda pengobatan, yang dapat menghambat pemulihan.
Selain itu, perilaku aneh, seperti kantuk yang tiba-tiba juga bisa mengindikasikan stroke. Dokter menyebut gejala ini sebagai status mental yang berubah. Gejala-gejala status mental tersebut meliputi:
