Sebarkan Hoax Terkait Pemilihan Presiden Amerika Serikat, Twitter dan Facebook Bekukan Akun Ini

- 4 November 2020, 10:45 WIB
Sebarkan Hoax Terkait Pemilihan Presiden Amerika Serikat,  Twitter dan Facebook Bekukan Akun Ini
Sebarkan Hoax Terkait Pemilihan Presiden Amerika Serikat, Twitter dan Facebook Bekukan Akun Ini /Pixabay/PIXABAY

RINGTIMES BALI - Proses perhitungan suara masih berlangsung di Anerika Serikat. 

Masyarakat menantikan hasil pemilihan melalui media, seperti televisi, youtube dan akun media sosial lainnya.

Namun, Twitter dan Facebook menangguhkan sejumlah akun yang baru dibuat karena menyebarkan hoaks tentang pemungutan suara di Amerika Serikat, seperti dikutip RINGTIMES BALI dari laman ANTARA, 4 November 2020.

Baca Juga: Link Kartu Prakerja Gangguan, Lakukan Ini Agar Bisa Login, Segera klik prakerja.go.id

Twitter, dikutip dari Reuters, Rabu, menangguhkan akun-akun tersebut karena beraktivitas mencurigakan.

Salah satu akun yang dibekunan, SVNewsAlerts, memiliki 78.000 pengikut dan mengikuti 10.000 orang selama seminggu belakangan.

Akun-akun tersebut melanggar kebijakan platform mikrobolog tersebut soal "koordinasi", yaitu mengunggah konten yang identik dan berusaha tampil independen, untuk menutupi perilaku otomatis.

Baca Juga: Pemungutan Suara Ditutup di Negara Bagian Ini, Trump dan Biden Lanjut 'Perang' di Pennsylvania

Akun SVNewsAlerts berulang kali memperingatkan soal kerusuhan pemilu dan isu soal keamanan dan keandalan pemungutan suara.

Facebook juga menangguhkan laman (page) bernama SVNewsAlerts, namun menolak untuk berkomentar. 

Platform tersebut dikabarkan juga menangguhkan sejumlah akun karena aktivitas mencurigakan.

Baca Juga: Segera Daftar Ulang Agar Kartu BPJS Tidak Dibekukan, Ini Syarat dan Caranya

Laporan palsu tentang penipuan dan penundaan pemungutan suara bertebaran di media sosial di Amerika Serikat, yang mengadakan pemungutan suara Pemilu Presiden pada Rabu, 3 November waktu setempat.

FBI dan pengacara New York mengatakan sedang menyelidiki panggilan otomatis berisi desakan untuk tetap berada di rumah, yang juga terjadi di beberapa negara bagian lainnya.***

Editor: I GA Putu Yuliani Dewi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x