Diduga Tak Ganti Masker Berminggu-minggu, Dokter Ini Meninggal karena Covid-19

- 10 Oktober 2020, 21:32 WIB
Diduga Tak Ganti Masker Berminggu-minggu, Dokter Ini Meninggal karena Covid-19
Diduga Tak Ganti Masker Berminggu-minggu, Dokter Ini Meninggal karena Covid-19 /RRI

RINGTIMES BALI - Covid-19 telah memakan banyak korban. Salah satunya seorang dokter berusia 28 tahun asal Syracuse, New York dinyatakan meninggal akibat Covid-19.

Sebelumnya, Dr. Adeline Fagan terpaksa memakai masker yang sama selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan ketika merawat pasien Covid-19 di rumah sakit.

Fagan meninggal dunia pada bulan September 2020 setelah melawan infeksi Covid-19 selama dua bulan lamanya.

Baca Juga: Diwarnai Insiden Crash 4 Pembalap, Akhirnya Fabio Quartarato Posisi Teratas FP3 MotoGP Prancis

Dokter muda tersebut bekerja di bidang ginekologi di Houston. Saat itu, ia tengah menempuh tahun kedua residensinya.

Pihak keluarga Fagan mengatakan bahwa kematian putri mereka terkait dengan dugaan kekurangan APD yang membebani daerah yang paling terdampak pandemi Covid-19.

Selama bertugas, Fagan memakai masker N95 dengan namanya tertulis di bagian atas masker tersebut.

Baca Juga: Waduh! Kartu Prakerja Anda Tidak Aktif Jika Lakukan 5 Hal Ini, Insentif dan Pelatihan Dibatalkan

“Adeline mengenakan (masker) N95 yang sama selama berminggu-minggu, jika tidak berbulan-bulan,” ujar Maureen Fagan, dikutip dari The Guardian, sebagaimana dimuat dalam artikel sebelumnya di PORTAL JEMBER dengan judul Meninggal karena Covid-19, Dokter Ini Diduga Tak Ganti Masker Berminggu-minggu

Pengakuan saudara perempuan Fagan ini sangat mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, CDC menyarankan agar masker N95 tidak dipakai lebih dari lima kali.

Kepala petugas medis HCA Houston Healthcare West, Dr. Emily Sedgwick, membantah tuduhan bahwa stafnya memakai masker yang sama dalam jangka waktu lama.

Baca Juga: Banjir Dukungan Netizen,Wanita Ngaku Simpanan Anggota Dewan Ancam Tolak Omnibus Law

“Protokol kami, berdasarkan panduan CDC, termasuk rekan kerja yang menyerahkan masker N95 di akhir shift dan menerima masker baru di awal shift,” terang Sedgwick.

Adapun Fagan pertama kali dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 pada bulan Juli 2020 lalu. Kemudian, Fagan sempat menjalani karantina mandiri di rumah selama satu minggu.

Pihak keluarga mengatakan bahwa kondisi Fagan semakin parah saat melakukan karantina mandiri di rumah. Fagan sempat jatuh dan bibirnya membiru yang menandakan ia kekurangan oksigen.

Baca Juga: Iphone 12 Akhirnya Rilis, Ini Jadwal dan Cara Live Streaming Peluncurannya

Selama beberapa minggu, Fagan harus berjuang dengan perawatan intensif menggunakan ventilator sebelum menderita pendarahan otak yang parah.

Para dokter mengatakan, Fagan harus segera dioperasi. Sayangnya, Fagan meninggal sebelum operasi tersebut dilakukan.

“Kami menghabiskan sisa menit dengan berpelukan, menghibur, dan berbicara dengan Adeline,” ujar Brant Fagan, ayah Adeline Fagan.

Baca Juga: Catat Tanggalnya, Ini Jadwal Pembagian Bansos Sembako Tahap 8 DKI Jakarta

Komisaris Kesehatan Howard Zucker turut membantah klaim bahwa para profesional di bidang kesehatan menghadapi kekurangan APD di tengah pandemi.***(Lulu Lukyani/Portal Jember)

Editor: I GA Putu Yuliani Dewi

Sumber: Portal Jember (PRMN)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x