Beijing Peringatkan Negara di Asia Tenggara Atas Sabotase AS di Laut China Selatan

- 21 Juli 2020, 17:44 WIB
ILUSTRASI Foto diambil pada 2 Januari 2017. Tampak pasukan kapal laut TIongkok membentuk formasi, mengelilingi kapal induk Liaoning di Laut China Selatan.*
ILUSTRASI Foto diambil pada 2 Januari 2017. Tampak pasukan kapal laut TIongkok membentuk formasi, mengelilingi kapal induk Liaoning di Laut China Selatan.* //PIKIRAN RAKYAT/AFP

RINGTIMES BALI - Dipringatkannya negara-negara di Asia Tenggara untuk berjaga-jaga terhadap upaya Amerika Serikat 'menyabotase' stabilitas kawasan dengan memasuki Laut China Selatan oleh Duta Besar Tiongkok untuk Filipina.

Ini menandakan semakin kerasnya konflik antara Amerika Serikat dengan Tiongkok. Hal ini diungkapkan Huang Xilian setelah Washington mengklaim laut dan menyatakan dukungannya untuk Manila di 'Laut Filipina Barat'.

'Laut Filipina Barat' merupakan istilah yang digunakan Manila untuk menyebut Laut China Selatan yang diklaim sebagai Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan wilayah yang diklaim oleh Beijing.

Baca Juga: Rapid Test Masih Digunakan di Pintu Masuk Bali. Berikut Penjelasannya

Berita ini sebelumnya telah terbit di pikiranrakyat.com dengan judul Konflik Memanas, Beijing Peringatkan Asia Tenggara soal Sabotase AS di Laut China Selatan

Para pengamat mengatakan pertengkaran ini adalah bukti bahwa kedua negara tersebut semakin memperingati Asia Tenggara karena hubungan bilateral mereka terus memburuk.

Bahkan, tekanan pada negara lain untuk berpihak cenderung melebar ke negara tanpa klaim di Laut China Selatan seperti Myanmar.

Huang mengatakan bahwa di bawah dalih menegakan navigasi, Amerika Serikat secara sembrono melanggar wilayah laut dan wilayah udara negara lain.

Baca Juga: Hilang Dua Hari, Kakek Linglung Asal Denpasar Ditemukan Terkapar Lemas di Desa Batubulan

Ia memperingatkan negara Asia Tenggara untuk menyelesaikan perselisihan dengan Tiongkok dan mencegah Amerika Serikat untuk menyabotase stabilitas di kawasan Asia-Pasifik.

Hal ini diungkapkan Huang setelah Amerika merilis pernyataan panjang pada 16 Juli dengan isu 'Masa depan Filipina mengapung di Laut Filipina Barat'.

Pernyataan tersebut mengisyaratkan kerja sama yang lebih antara Amerika Serikat dengan Filipina di perairan yang diperebutkan.

Baca Juga: Apes, Ban Pecah, Avanza Seruduk Supra dan Warung

Penggunaan istilah Laut Filipina Barat telah membuat para pengamat ragu, seperti yang diciptakan di bawah pemerintah Presiden Filipina sebelumnya Benigno Aquino III.

Aquilo menyebut perairan di sekitar Scarborough Shoal dan Pulau Pag-Asa adalah miliknya dan Tiongkok juga mengklaimnya.

Kehadiran kapal penelitian Tiongkok di ZEE 200 mil Filipinah telah menjadi titik pahit antar kedua negara sejak lama.

Baca Juga: Wah Kok Bisa! Wanita Hawai Tergulung Ombak Pantai Batu Bolong 3 Hari, Ditemukan Selamat

Kesepakatan ilmiah 10 tahun Manila dengan Amerika Serikat telah disepakati sejak tahun lalu.

Kesepakatan ini menjadikan Manila dapat melakukan penelitian bersama Amerika Serikat di perairan yang disebut 'warisan negara Asia Tenggara, dan mata pencaharian bagi jutaan warga di negara mereka'.***

Editor: I Dewa Putu Darmada

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x