Teliti RS Wuhan, Peneliti Harvard Duga Virus Corona Ada di Tiongkok Sejak 2019, Simak Penjelasannya

- 9 Juni 2020, 13:30 WIB
Seorang pria berjalan di Rumah Sakit Wuhan Medical Treatment, Tiongkok .*
Seorang pria berjalan di Rumah Sakit Wuhan Medical Treatment, Tiongkok .* /AFP via The Guardian/Noel Celis/

RINGTIMES BALI – Pandemi corona yang sampai saat ini masih terus menular, tidak hanya membuat masyarakat dunia kewalahan.

Misteriusnya asal muasal virus jenis SARS-CoV-2 itu pun menyulitkan para peneliti dan pakar kesehatan dunia.

Mengejutkannya, baru-baru ini ilmuwan Harvard mendapati kemungkinan besar wabah telah menyebar di Wuhan sejak musim panas tahun lalu.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari The Sun, para ahli tersebut berupaya mencari awal penyebaran virus corona lewat berbagai metode.

Salah satunya ialah dengan menggunakan analisis spasial dan identifikasi pada mesin pencari.

Baca Juga: Berikut Daftar 4 Daerah di Jawa Timur Berganti Status ke Zona Kuning

Mereka meneliti intensitas lalu lintas di sekitar rumah sakit di Wuhan dan jumlah mobil yang mengisi ruang parkir mereka.

Hasil dari penelitian itu menunjukkan bahwa lalu lintas di sana mengalami peningkatan yang signifikan menjelang musim gugur tahun 2019.

Jumlahnya pun mencapai puncaknya pada Bulan November 2019.

Menurut Kepala Peneliti Dr. John Browstein menyimpulkan bahwa 'ada sesuatu yang terjadi di Wuhan saat itu'.

Ia mendeskripsikan kemungkinan itulah pertama kalinya tercatat sebuah klaster pneumonia, gejala infeksi virus corona, di Wuhan.

Baca Juga: Rugi Rp 26,5 Triliun, Indonesia Terancam 16 Tuduhan Anti Dumping

Pada ruang parkir rumah sakit pun ditemukan kenaikan secara dramatis hingga 90 persen.

"Tempat parkir akan penuh dan rumah sakit kewalahan. Jadi, lebih banyak mobil di RS, RS akan sibuk seperti ada sesuatu yang muncul di masyarakat, sebuah infeksi menyebar dan orang-orang mencari dokter," kata Dr. John.

Di saat yang sama, mesin pencariTiongkok, Baidu mencatat lonjakan pencarian informasi terkait kata 'batuk' dan 'diare'.

Batuk kering memang menjadi gejala utama dari infeksi Covid-19, sementara diare dan masalah pencernaan juga dialami sejumlah pasien positif corona.

Peneliti mengaitkan kedua kata kunci dengan virus corona karena meski batuk juga gejala dari flu biasa, diare secara spesifik hanya terjadi pada penderita Covid-19.

Baca Juga: HOAX atau FAKTA Ma'ruf Amin Dikabarkan Minta Masyarakat Ikhlaskan Dana Haji untuk Pemerintah

Kesimpulan tersebut bisa jadi mengarah pada kemungkinan adalah awal dari virus corona yang ditutup-tutupi dari publik.

"Meningkatnya kedua tanda itu mendahului pandemi Covid-19 yang mulai menyebar pada bulan Desember," klaim Dr. John.

Sebagaimana dikabarkan Pikiran-Rakyat.com, Tiongkok sendiri baru memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa 31 Desember 2019.

Padahal, kasus infeksi pertama dicatat para ilmuwan mulai teridentifikasi sejak Minggu 8 Desember 2019. Ini tak diakui pihak berwenang Tiongkok.

Pasien itu pun belum tentu langsung sakit ketika terpapar sehingga ada kemungkinan virus corona sudah mewabah sejak November 2019.

Baca Juga: Rahangnya Meledak, Seekor Sapi yang Tengah Hamil Diberi Adonan Gandum Campur Petasan

Berita ini sebelumnya telah terbit di Pikiran Rakyat.com dengan judul Teliti RS Wuhan, Peneliti Harvard Duga Virus Corona Menyebar di Tiongkok Sejak Pertengahan 2019

Editor: Dian Effendi

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah