Ahli AS Klaim Virus Covid-19 Tak Lagi Menular, Simak Faktanya

- 9 Juni 2020, 10:39 WIB
Ilustrasi pandemi global virus corona (Covid-19).
Ilustrasi pandemi global virus corona (Covid-19). /- Foto: Pixabay/Alexandra_Koch

RINGTIMES BALI - Dr. Donald Yealy dari University of Pittsburgh Medical Center, Amerika Serikat mengatakan penyakit Covid-19 menjadi 'kurang menular'.

"Virusnya mungkin berubah. Beberapa pola menunjukkan potensinya berkurang," tutur dr. Donald Yealy, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman The Sun.

Saat ini Inggris mencatat lebih dari 40.000 kematian akibat virus corona, sedangkan secara global telah menginjak angka 400.000.

Baca Juga: Membawa Senjata Api, 300 WNA China Ilegal Ditahan Imigrasi Bandara

Dr. Yealy mengatakan fasilitasnya di Pittsburgh telah merawat lebih dari 500 pasien Covid-19 sejak Maret 2020 lalu.

Dia mengatakan kurang dari 4 persen tes dan hanya 0,2 persen pda pasien yang tidak menunjukkan gejala, dinyatakan kembali positif.

Hal tersebut muncul ketika para ahli di Italia baru-baru ini mengatakan bahwa 'virus tidak ada lagi'.

Baca Juga: Zona Hijau Dua Daerah di Jawa Tengah Siap Buka Kembali Sekolah

Profesor Alberto Zangrillo, kepala perawatan intensif di Rumah Sakit San Raffaele di Lombardy, Italia, mengatakan pasien memiliki jumlah virus yang jauh lebih kecil dalam sistem dibandingkan dengan mereka yang telah dirawat pada bulan Maret dan April lalu.

"Kami tidak pernah mengatakan bahwa virus telah berubah, kami mengatakan bahwa interaksi antara virus dan tuan rumah telah benar-benar berubah," ujar Prof. Zangrillo.

Dia juga menambahkan ini bisa disebabkan oleh karakteristik inang atau virus dan mengatakan bahwa para ahli belum mengidentifikasi ini.

Baca Juga: Jokowi: Gibran Lebih Pintar Urus Jakarta dan Solo dari pada Saya

Berita ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Para Ahli AS Klaim Virus Corona Semakin Melemah dan Tak Lagi Terlalu Menular

Direktur laboratorium mikrobiologi dan virologi di San Raffaela, Clementi dan Prof. Zangrillo mengatakan penelitiannya menunjukkan bahwa hasilnya tidak ambigu.

"Perbedaan yang sangat signifikan antara viral load pasien yang dirawat di bulan Maret dibandingkan dengan yang dirawat bulan lalu”.

Terlepas dari klaim Prof Zangrillo, banyak dokter tetap skeptis dengan temuan tersebut dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan keparahan dan penularan tidak berubah.

Baca Juga: Beredar Video Jenazah Pasien Covid-19 dengan Organ Tubuh Habis Diambil

Para ahli di Inggris mengatakan penelitian yang melihat perubahan genetik pada virus tidak mendukung teori Prof Zangrillo.

Profesor Martin Hibberd dari London School of Hygiene dan Tropical Medicine mengatakan tidak ada bukti yang mengarah pada pengurangan keparahan sementara Oscar MacLean dari Pusat Penelitian Virus Universitas Glasgow mengatakan 'cukup tidak masuk akal karena alasan genetik'.

Di sisi lain, seorang dokter darurat dan profesor kesehatan masyarakat di Univesitas George Washintion, Amerika Serikat, Leana Wan mengatakan bahwa komentar dari Prof Alberto Angrillo memberikan 'harapan palsu'.

Baca Juga: Simak Penggunaan Nebulizer Aman dan Sehat pada Anak Saat Pandemi

"Saran dari dokter Italia berpotensi berbahaya karena memberikan jaminan palsu berdasarkan tidak ada bukti," tuturnya.

"Tidak ada bukti ilmiah untuk adanya perubahan pada virus corona. Ini adalah penyakit yang sangat menular dan sangat menular. Kita harus berjaga-jaga seperti biasa," ujarnya.

Editor: Afifah Fadhilah

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah