Tapi, sayangnya, cobaan tak berhenti sampai disitu, tragedi terjadi lagi dua tahun kemudian, ketika putranya yang lain, juga ditemukan tewas karena bunuh diri.
"Saya telah memberikan tumpukan kayu pemakaman kedua putra saya, apa yang bisa lebih buruk bagi seorang ayah?," ujarnya
Tanggung jawabnya terhadap istri, menantu, dan cucunya membuat ia bertekad dan termotivasi untuk terus maju.
"Setelah kremasi, cucu perempuan saya bertanya, 'Dadaji, apakah saya harus berhenti sekolah?', Saya mengumpulkan semua keberanian saya dan meyakinkan dia," ujarnya.
Baca Juga: Ultah Kakek Sugiono Viral, Sampai Denny Siregar Ngucapin, Siapakah Dia
Ia menekankan kepada sang cucu, untuk tetap melanjutkan sekolahnya, dan belajar sesukanya demi mencapai cita-citanya.
“Saya mulai bekerja berjam-jam, saya akan berangkat dari rumah jam 6 pagi dan mengendarai mobil sampai tengah malam. Hanya dengan begitu, apakah saya bisa menghasilkan 10.000 RS (Rp 2 juta) sebulan," ujarnya.
"Setelah menghabiskan 6.000 RS (Rp 1,2 juta) untuk biaya sekolah mereka, saya hanya memiliki hampir 4.000 RS (Rp 800 ribu), untuk memberi makan keluarga saya yang terdiri dari tujuh orang,” lanjutnya.
Akhirnya, keluarganya hampir tidak makan, dan ketika sang istri jatuh sakit, ia harus pergi dari rumah ke rumah, meminta uang untuk membayar obat-obatannya.