30 Tahun Penantian, Taiwan Mengungguli Pertumbuhan Ekonomi China

- 31 Januari 2021, 07:15 WIB
30 Tahun Penantian, Taiwan Mengungguli Pertumbuhan Ekonomi China.
30 Tahun Penantian, Taiwan Mengungguli Pertumbuhan Ekonomi China. /Asian Military Review

RINGTIMES BALI –  Pertama kalinya dalam 30 tahun, perekonomian Taiwan di tahun 2020 mengalahkan Tiongkok. China yang harus berusaha habis-habisan untuk penanganan pandemi virus corona di Wuhan, akhirnya harus diungguli oleh Taiwan.

Republik Rakyat China (RRC) adalah negara tetangga yang berada di barat laut Taiwan. Sejak adanya virus corona di Wuhan, Taiwan adalah salah satu negara yang melakukan tindakan cepat pada awal tahun 2020 untuk menyelamatkan warganya.

Alhasil, Taiwan menjadi negara yang tidak pernah melakukan lockdown dan menyelamatkan perekonomiannya.

Baca Juga: China Bikin Geger, Peringati Kemerdekaan Taiwan Sebagai ‘Perang’

Sedangkan China yang menjadi sumber sorotan dunia atas terjadinya pandemi dan gangguan-gangguan secara internasional membuktikan adanya pertumbuhan yang positif di tahun 2021.

Dikutip dari taiwannews.com.tw, menurut Direktorat Jenderal Anggaran, Akuntansi, dan statistik Taiwan tingkat kabinet melapor bahwa perekonomian Taiwan tumbuh sebesar 2,98 persen pada tahun 2020.

China sebagai negara tetangganya dengan periode yang sama mengalami pertumbuhan 2,3 persen menurut National Bureau of Statistics.

Baca Juga: China Kembali Kirim Pesawat Tempur, Amerika Serikat Siap Dukung Taiwan

Sejak tahun 1990, ini adalah pertama kalinya pertumbuhan ekonomi Taiwan melampaui China. Pada tahun 1990 tersebut, Produk Domestik Bruto (PDB) Taiwan tumbuh sebesar 5,6 persen, sedangkan China tumbuh 2,4 persen.

Sebuah survei terhadap 157 perusahaan Taiwan yang dirilis oleh Federasi Industri Nasional China pada 5 Oktober 2020 kemarin, menemukan bahwa 80 persen dari perusahaan tersebut telah melaporkan penurunan investasi dan operasi bisnis yang berada di China.

Survei tersebut yang dilakukan diantara bulan Juli hingga Agustus menjelaskan bahwa pandemi memiliki dampak yang menghambat arus laju perekonomian di China.

Baca Juga: Pompeo Cabut Pembatasan Taiwan dan Amerika Serikat, Pengamat Sebut Ada Maksud Lain

Tenaga kerja dan logistik yang terhambat, hilangnya konsumen luar negeri, dan ketidakmampuan untuk bertransaksi tepat waktu.

Federasi Industri Nasional China juga menjelaskan bahwa industri tradisional adalah usaha yang sangat terdampak oleh adanya pandemi. Perusahaan Telekomunikasi dan Elektronik di China, 70 persen dari mereka mengalami penurunan.

Walaupun Beijing memberikan klaim adanya pemulihan ekonomi, hanya 49,2 persen perusahaan Taiwan melaporkan pengembalian yang didapat hanya 70 persen dari kapasitas produksi.

Baca Juga: Xi Jinping Ingatkan Potensi Perang Dingin Dengan China, Jika AS Masih Proteksionis

Bahkan 6,9 persen perusahaan Taiwan yang berada di China mengatakan bahwa pabrik mereka ditutup.

Hampir 60 persen dari perusahaan Taiwan yang beroperasi di China telah menghadapi pandemi dengan cara mengurangi skala produksi dan menunda investasi terjadwal.

Sementara beberapa perusahaan lainnya sama seperti kebanyakan negara yang terdampak pandemi yaitu, mempekerjakan pekerja dari rumah, menerapkan cuti, dan pengurangan gaji.

Baca Juga: Tentara India dan China Terlibat Konflik di Perbatasan Utara Sikkim

Beberapa perusahaan Taiwan yang berada di China merasa efek ini masih akan berlanjut hingga pertengahan tahun 2021 dan merasa pesimis pada kondisi pasar.

Karena prospek tersebut, Taiwan hampir tidak akan melakukan peningkatan skala investasi mereka di China selama dua tahun kedepan.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Taiwan News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah