Virus Nipah Berpotensi Sebagai Pandemi Selanjutnya, Perusahaan Farmasi Terbesar Dunia Belum Siap

- 30 Januari 2021, 20:14 WIB
Virus Nipah Berpotensi Sebagai Pandemi Selanjutnya, Perusahaan Farmasi Terbesar Dunia Belum Siap
Virus Nipah Berpotensi Sebagai Pandemi Selanjutnya, Perusahaan Farmasi Terbesar Dunia Belum Siap /Pixabay/Fernandozhimincaela

RINGTIMES BALI – The Guardian melaporkan bahwa perusahaan farmasi terbesar di dunia belum siap untuk mengatasi wabah pandemi berikutnya. Laporan tersebut ditulis pada 27 Januari 2021.

Hal itu dikarenakan sebuah organisasi nirlaba yang didanai oleh pemerintah Inggris dan Belanda menyoroti tentang wabah virus Nipah di Cina.

Virus tersebut memiliki tingkat kematian yang tinggi sebesar 75 persen dan berpotensi menjadi risiko pandemi besar berikutnya.

Baca Juga: Inggris dan Afrika Selatan Melaporkan Varian Baru Virus Corona Lebih Mudah Menular

“Virus Nipah adalah penyakit menular lain yang muncul dan menimbulkan kekhawatiran besar,” ujar Jayasree K Iyer, selaku CEO dari Access to Medicine Foundation yang ringtimesbali.com kutip dari situs The Guardian.

“Nipah bisa meledak kapan saja. Pandemi berikutnya bisa jadi infeksi yang resisten terhadap obat,” tambahnya.

Virus tersebut dapat menyebabkan permasalah terhadap sistem pernapasan yang parah dan ensefalitis, serta pembengkakan otak. Angka kematian dari virus mencapai 40 persen hingga 75 persen tergantung dimana lokasi wabah itu menyebar.

Baca Juga: Kenali Penyakit Kulit yang Disebabkan Virus, Begini Cara Mengobatinya

Jayasree mengatakan bahwa inang alami dari virus Nipah adalah kelelawar buah.

Menurutnya ada beberapa alasan mengapa virus ini begitu menyeramkan. Nipah dilaporkan memiliki masa inkubasi yang lama yaitu 45 hari dalam satu kasus.

Halaman:

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: The Guardian Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x