Pasca Dibebaskan dari Myanmar, Jurnalis Jepang Akhirnya Buka Suara

- 29 November 2022, 15:45 WIB
Ilustrasi jurnalis.
Ilustrasi jurnalis. /PEXELS/46173

RINGTIMES BALI – Seorang jurnalis asal Jepang telah pulang ke negaranya usai dibebaskan dari Penjara Myanmar.

Pada 28 November 2022 jurnalis asal Jepang itu akhirnya buka suara didepan para wartawan di Tokyo.

Diketahui jurnalis Jepang yang dibebaskan dari penjara Myanmar tersebut bernama Kubota Toru.

Baca Juga: Kapal AS terobos wilayah LCS, Militer China: Picu Resiko Keamanan

Kubota Toru menjelaskan bahwa kesadaran lebih tinggi terkait situasi hak asasi manusia di Myanmar dan mendesak militer yang berkuasa untuk membenahinya.

Dilansir dari laman NHK World Japan pada 29 November 2022, menurut keterangan media setempat, Kubota Toru ditahan oleh otoritas keamanan di Yangon, Myanmar pada bulan Juli.

Sebab ditahanya adalah karena mengambil video unjuk rasa menentang junta dengan menggunakan visa wisatawan.

Baca Juga: Lockdown Super Ketat di China Buat Rakyat Turun ke Jalan, AS Ucap Warga Berhak untuk Protes

Dari tuduhan tersebut, Kubota Toru terancam 10 tahun penjara termasuk melanggar UU imigrasi.

Dalam sebuah konferensi pers, Kubota Toru merujuk pada laporan dari sebuah kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) yang menjelaskan lebih dari 16 ribu orang telah di tahan di myanmar sejak kudeta pada Februari tahun lalu.

Kubota Toru didepan wartawan dalam konferensi pers mengatakan bahwa sebagai salah satu dari 16 ribu orang itu.

Baca Juga: Anwar Ibrahim Video Call Bareng Dua Pimpinan Palestina, Isamel Haniyeh: Selamat dan Harapan

Ia merasa diberik mandat untuk menyampaikan opini orang-orang yang tidak diizinkan untuk berbicara dengan bebas.

Kubota Toru mengatakan bahwa kondisinya saat ditahan di sebuah sel kecil dengan sat toilet bersama dengan lebih dari 20 orang lainya.

Menurutnya seharusnya pemerintah Jepang mengambil langkah tegas terhadap junta militer.

Baca Juga: Kunjungan Sultan Hassanal Bolkiah Ke Malaysia, Apresiasi Dilantiknya PM Anwar Ibrahim

Seharusnya pemerintah mendesak junta militer untuk membebaskan warga Jepang yang ditahan secara tidak adil dan membentuk sebuah pemerintahan demokratis.

Kubota Toru mengatakan bahwa Jepang memiliki kontribusi bagi hubungan ekonomi dengan Myanmar.

Akan tetapi, hal itu harus diingat kalau masyarakat harus memantau apakah uang dari Jepang mengalir kepada militer untuk bertujuan membunuh orang.***

 

Editor: Annisa Fadilla


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x