Malaysia memiliki monarki konstitusional yang unik dimana raja dipilih secara bergiliran dari keluarga kerajaan sembilan negara bagian untuk memrintah selama lima tahun.
Sebagai PM baru, Anwar Ibrahim mengatasi inflasi yang melonjak dan pertumbuhan yang melambat karena ekonomi pulih dari pandemi sambil meredakan keteganan etnis.
Baca Juga: Tinjau Program Magang Bagi Warga Asing, Jepang Atur Strategi Konkret
Anwar Abdullah juga harus merundingkan kesepakatan dengan anggota parlemen dari blok lain untuk memastikan dia dapat mempertahankan dukungan mayoritas di parlemen.
Menurut peneliti menjelaskan pengangkatan anwar ibrahim sebagai PM malaysia yang baru.
“Anwar diangkat pada saat kritis dalam sejarah Malaysia dimana politik paling retak, serta ekonomi yang harus dipulihkan pasca pandemi,” ujar James Chai peneliti tamu di ISEAS-Yusof Ishak Institue di Singapura.
Baca Juga: Musim Dingin Menghantam di Kyiv ditengah Perang Rusia-Ukraina
“selalau dianggap sebagai orang yang menyatukan seua faksi yang berikai, sudah sepantasnya Anwar Ibrahim muncul di masa yang berpecah belah seperti saat ini,” tambahnya.***