Musim Dingin Menghantam di Kyiv ditengah Perang Rusia-Ukraina

23 November 2022, 16:14 WIB
Penduduk setempat melihat bagian dari kendaraan udara tak berawak (UAV), yang oleh otoritas Ukraina dianggap sebagai pesawat tak berawak Shahed-136 buatan Iran, setelah serangan pesawat tak berawak Rusia, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di Kyiv, Ukraina 17 Oktober 2022. /Foto: REUTERS /Vladyslav Musii/

RINGITMES BALI - ditengah Perang antara Rusia dan Ukraina, Kyiv, ukraina dihantam musim dingin dasyat.

Pemerintah ukraina mendesar masyarakat untuk menghemat energi listrik ditengah kapasitas listrik yang terbatas.

Jutaan warga ukraina termasuk ibu kota Kyiv dapat menghadapi pemadaman listrik hinga akhir maret karena rudal dari rusia sehingga menimbulkan kerusakan “kolosal”.

Baca Juga: Tingkatkan Anggaran Pertahanan Nasional, Jepang Lirik Opsi Pajak

Suhu Musim dingin yang menghantam ukraina diperkirakan kurang dari -20 celcius atau -4 fahrenheit.

Dilansir dari laman Japantoday pada 23 November 2022, serangan rusia terhadap fasilitas energi ukraina mengikuti serangkaian kemunduran medan perang.  

Hal ini mencangkup penarikan pasukan Rusia dari kota selatan Kherson ke tepi timur sungai Dnipro yang membela negara itu.

Baca Juga: Ikuti Tes Pekerjaan Online, Pria di Osaka Ditangkap Polisi

"Menghemat listrik tetap sangat penting,” tegas Perdana Menteri (PM) Denys Shmyhal di Telegram pada hari selasa lalu.

Tingginya konsumsi listrik selama musim dingin dan dinamika perang. Menjadikan tindakan pemadaman bergilir di seluru wilayah ukraina.

“Prakts tidak ada stasiun termal atau pembangkil listrik tenaga air yang dibiarkan tanpa cedera, meskipun ia menolak kebutuhan untuk mengevakuasi warga sipil,” kata Kepala Ukrenergo Volodymyr Kudrytskyi.

Baca Juga: Akibat Meningkatnya Biaya Hidup di Jepang, 9 dari 10 Pekerja Lakukan Ini

“Kami tidak dapat menghasilkan energi sebanyak yang dapat digunakan konsumen” ujar Kudrytskyi.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) melaporkan bahwa ratusan rumah sakit dan fasilitas kesehatan ukraina kekurangan bahan bakar, air dan listrik.

“Sistem kesehatan ukraina menghadapi hari-hari tergelap dalam perang sejauh ini. Setelah mengalami lebih dari 700 serangan, sekarang juga menjadi korban krisis energi,” lapor Hans Kluge selaku direktur regional WHO untuk Eropa.

Baca Juga: Resmi Menjadi Menteri Dalam Negeri Jepang, Berikut Jejak Karir Matsumoto Takeaki

Untuk menangani hal itu pekerja berlomba untuk memperbaiki infrastruktur listrik yang rusak.

“persiapkan pakaian hangat, selimut, pikirkan opsi yang akan membantu anda melewati pemadaman listrik yanglama,” ungkap Kovalenko. Kepala penyedia energi untuk Kyiv.

Wakil kepala staf presiden Volodymyr Zelenski, Kyrylo Tymoshenko mengatakan bahwa pasokan gas telah dipulihkan di 1.300 pemukiman yang direbut kembali dari Rusia dalam serangan balasan ukraina.

Baca Juga: Perkuat Pertahanan, Jepang Tambah 2 Kapal Perusak Ke Armada yang Dilengkapi Aegis

Pasokan air telah dipulihkan di 1.400 pemukiman dan komunikasi bergerak di 1.200 pemukiman.

Wakil PM Iryna Vereshchuk memposting sejumlah cara warga dapat menyatakan minat untuk pergi.

“anda dapat dievakuasi selama periode musim dingin ke wilayah yang lebih aman di negara ini,” tulis caption dalam pesan Telegram.

Baca Juga: Tekan Angka Bunuh Diri di Jepang, Pemerintah Yamanashi Lakukan Hal Ini

Serangan Rusia pada infrastruktur energi adlah konsekuensi dari Kyiv yang tidak mau bernegosiasi, kantor berita negara TASS mengutip juru bixara kremlin Dmitry peskov mengatakan pekan lalu.

Penasihat presiden ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan Rusia membabi buta Kherson dari serangan sungai Dnipro setelah pasukannya melarikan diri.

“tidak ada logika militer: mereka hanya ingin membalas dendam pada penduduk setempat,” cuitnya pada aku twitternya pada senin malam.

Baca Juga: Gempa 6,0 Magnitudo Guncang Turki, Listrik Padam

Moskov membantah dengan sengaja menyerang warga sipil. Mereka menyebut itu hanya ‘operasi militer khusus’ untuk membersihkan ukraina dari kaum nasionalis dan melindungi komunitas berbahasa Rusia.

Menurut laporan dari Menteri Keuangan Serhiy Marchenko, Ukraina telah menerima bantuan sebesar 2,5 miliar euro dari uni eropa pada selasa kemarin.

Sedangkan, Laporan dari Menteri keuangan Amerika Serikat Janet Yellen bahwa bantuan AS kepada ukraina sebesar 4,5 miliar dolar akan cair beberapa minggu lagi.***

 

 

Editor: Annisa Fadilla

Tags

Terkini

Terpopuler