RINGTIMES BALI – Belakangan ini sering terjadi gempa bumi yang dirasakan oleh masyarakat di Bali dan beberapa daerah lain di Indonesia.
Secara ilmiah gempa bumi merupakan peristiwa bergetarnya bumi karena pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.
Akumulasi energi penyebab terjadinya gempa bumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik.
Baca Juga: Ramalan Arti Gempa Bumi Menurut Lontar Roga Sanghara Bumi, Ditandai Hujan Lebat dan Angin Kencang
Oleh karena itu, energi yang dihasilkan dipancarkan ke segala arah berupa gelombang gempa bumi sehingga efeknya dapat dirasakan oleh manusia sampai ke permukaan bumi.
Namun, bagi masyarakat Bali yang memiliki kepercayaan kuat terhadap tradisi dan ramalan dari suatu peristiwa, menilai gempa bumi sebagai tanda akan terjadinya sesuatu di kemudian hari.
Masyarakat Bali biasanya berpatokan pada beberapa lontar kuno untuk mengartikan sebuah peristiwa yang terjadi di alam.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 5,8 SR Guncang Selatan Pulau Bali, Terasa Hingga Banyuwangi
Seperti dilansir dari akun Instagram @badung.info, Senin, 22 Agustus 2022, gempa bumi yang terjadi pada bulan Agustus atau Sasih Karo, menurut Lontar Palelindon menjelaskan bahwa pada saat itu Bhatari Gangga mayoga, pageh ikang rat, tahun dadi pala bungkah dadi.
Dapat diartikan bahwa Dewi Gangga melakukan yoga, dunia akan menjadi kuat, tahun ini akan membawa keberhasilan, dan segala jenis umbi-umbian atau pertanian yang ditanam akan berhasil.
Di sisi lain menurut Lontar Roga Sanghara Bumi, jika gempa terjadi secara terus-menerus saat bulan Agustus atau Sasih Karo, maka akan menjadi pertanda buruk yaitu banyak terjadi rajapisuna atau fitnah di dunia.***