J.S. Khairen Beberkan Prestasi Terbesarnya Sebagai Penulis Buku Best Seller

17 Februari 2021, 13:30 WIB
J.S Khairen beberkan prestasi terbersarnya sebagai penulis buku best seller. /Twitter.com/@J.S. Khairen

RINGTIMES BALI – Jombang Santani Khairen (J.S. Khairen) merupakan seorang penulis antologi cerpen ‘Hal yang Tak Kau Bawa Pergi Saat Meninggalkanku’ yang rilis 31 Januari 2021 via Googleplay Book.

Dilansir Ringtimesbali.com melalui kanal Twitter @JS_Khairen, Khairen membeberkan prestasi terbesarnya sebagai seorang penulis.

Baginya, prestasi tersebut bukan didapat saat hasil karyanya masuk rak buku best seller, melainkan ketika berdampak jelas dan solid pada hidup si pembaca.

Baca Juga: Sehari Ditahan, Jerinx SID Dijenguk Nora Bawa Makanan dan Koleksi Buku

“This is my national best seller moment. Sejak pandemi, saya tidak pernah lagi ke toko buku mengecek rak top ten, but this message! Dam!” ungkap Khairen.

“Ini bukan top ten lagi rasanya. Sudah ibarat apa gitu, ya…” tambahnya.

Khairen mengakui bahwa kisah-kisah hasil garapannya tergolong kurang bagus. Namun, Khairen bersyukur bila ada pembaca yang menganggap karyanya bernilai.

Baca Juga: Dubas-Atnews, Gelar Pameran Buku Menuju Generasi Emas Indonesia 2045

“Padahal kisah-kisah yang saya tuliskan yahhh bisa dibilang, gimana ya… uihhh juelekkk banget. Tapi, kalau ada yang dapat sesuatu yang penting, ya syukurlah,” ujarnya.

Bagi Khairen, royalti besar dan novel diadaptasi menjadi film hanya bonus. Sebab, itu merupakan hal-hal yang bisa diukur dengan kalkulator manusia.

Namun, belum ada kalkulator yang mampu mengkalkulasikan dampak suatu karya tulis.

Baca Juga: Rekomendasi Lima Buku Hits untuk Isi Waktu Luang Selama Pandemi

“Iya sih, buku-buku saya masuk rak best seller juga. Tapi ini bonus saja,” ungkap Khairen.

“Masalah apa yang coba diselesaikan oleh karya ini? Nilai mendasar apa yang ada di dalamnya? Apakah saya benar-benar butuh membuat ini? Deretan pertanyaan itu, akan selalu jadi kamus pertanyaan bagi saya setiap berkarya,” tambahnya.

Khairen juga sempat menyinggung perihal kepuasan dalam berkarya.

Baca Juga: Buku Pelajaran SMA Mencantumkan Tautan Porno, Digunakan untuk Belajar Sosiologi

“Kepuasan dan prestasi terbesar itu wujudnya ada di dalam dada. Menggebu-gebu, seperti seorang gadis yang menanti kekasihnya di peron kereta, karena lama tak jumpa,” paparnya.

Khairen juga menganggap kepuasan itu hangat, laksana seorang ayah yang membawa sebungkus makanan untuk anaknya di rumah.

Tidak hanya itu. Penulis 13 buku ini menganalogikan kepuasan layaknya seorang teman yang bertepuk tangan paling kencang ketika rekannya sukses mengalahkan musuh terbesar.

Baca Juga: Novel ‘Berhenti di Kamu’ Karya dr. Gia Pratama Akhirnya Diadaptasi Menjadi Film

Pada kanal Twitter-nya, Khairen juga tidak sungkan berbagi pengalaman ketika pertama kali menerbitkan buku.

“Dulu, saat karya pertama-pertama, saya berpikir bagaimana cara agar buku saya masuk kategori rak best seller. Seminggu setelah terbit, bukunya langsung digusur karena minim pembeli,” ungkapnya.

Ketika merampungkan karya ketiga, Khairen baru menyadari bahwa value suatu karya tulis memiliki dampak yang besar bagi minat baca konsumen.

Baca Juga: Intip Sosok ‘Parable’, Novel Terbaru Brian Khrisna yang Wajib Kamu Miliki

“Makanya buku ‘30 Paspor’ lumayan ramai yang baca, sampai cetak ke-6. Begitu karya ke-8, saya lupakan soal bestseller itu,” paparnya.

Bahkan, dalam kanal Twitter @JS_Khairen, ditekankan bahwa kegunaan dan ciri khas karya merupakan faktor utama yang harus ditentukan sebelum menggarap naskah.

“Lewat sumbu value, berfokuslah proses penulisan, riset dan proses mencari tahu. Gunanya ada? Ada. Oke gak? Oke. Baru deh gas. Alhasil buku saya benar-benar nangkring di rak bestseller, setiap hari ada aja yang ngirim fotonya,” ungkap Khairen.***

Editor: Muhammad Khusaini

Tags

Terkini

Terpopuler