Menjadi Muslim Tak Perlu Ideal, Gus Baha: Begitulah Sepantasnya

- 5 Februari 2022, 14:20 WIB
Gus Baha mengungkap bahwa menjadi muslim tak perlu ideal. Memang sudah sewajarnya karena Nabi Muhammad Saw juga pernah salah.
Gus Baha mengungkap bahwa menjadi muslim tak perlu ideal. Memang sudah sewajarnya karena Nabi Muhammad Saw juga pernah salah. /Pexels/Alena Darmel/

RINGTIMES BALI - Gus Baha mengungkap bahwa menjadi muslim tak perlu ideal. Memang begitulah sepantasnya karena Nabi Muhammad Saw juga pernah salah.

Bukan berarti tidak boleh menjadi ideal, karena menjadi muslim sempurna itu memanglah impian setiap orang Islam. Namun jika tidak bisa, Gus Baha menyebut bahwa hal itu tidak masalah.

Dilansir dari kanal YouTube SANTRI OFFICIAL pada Sabtu, 5 Februari 2022, Gus Baha mengungkap bahwa ada ayat yang secara zahir Nabi disalahkan oleh Allah.

Baca Juga: Download Lagu FTV Pilihan Hatiku – Lavina MP3 MP4, Mudah dan Gratis

"Itu disalahkan supaya jadi syariat," ungkap Gus Baha.

Seperti kesalahan Nabi ketika sholat Dzuhur dua rakaat. Kemudian jadi syariat bahwa jika seseorang lupa dalam sholat itu tidak membuat sholatnya menjadi batal.

Cara menambahkannya adalah dengan takbir, lalu ditambahkan.

"Jadi kalau Rasulullah ditakdir salah, itu bukan salah dengan makna dosa, tapi satu kesalahan yang pembenarannya kelak akan jadi syariat," terang gus bernama lengkap Ahmad Bahauddin Nursalim itu.

Baca Juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 9 SMP Halaman 229 dan 230, Akikah Menumbuhkan Kepedulian

Seperti halnya ketika istri Nabi ngambek, Rasulullah bersabar.

Hal tersebut justru membuatnya semakin dekat dengan Allah.

Kejadian itu menjadi contoh bagi umatnya ketika mengalami hal yang sama.

Gus Baha menyebut bahwa nabi pun sering tidak punya uang, hanya saja nabi mengganjal perutnya dengan batu, kemudian sholat.

"Sedangkan kamu cuma bisa marah-marah, itu saja bedanya, kata Gus Baha.

Baca Juga: 517 Warga Terkonfirmasi Covid-19, Pemerintah Kota Denpasar Semprotkan Disinfektan Sampai Dusun

Nabi pun pernah berutang, dengan jaminan rompi perangnya.

"Bedanya, yang kamu gadaikan itu BPKB," kata gus asal Rembang itu.

Gus Baha menerangkan bahwa nabi itu setidaknya ingin seperti orang pada umumnya.

"Orang-orang berutang, nabi pun berutang, orang-orang istrinya ngambek, nabi pun istrinya ngambek," lanjutnya.

Baca Juga: Bagian Karya Ilmiah dan Tanggapan Informasi, Pembahasan Tugas Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 183

Semua yang dialami nabi itu jadi panutan yang ideal. Umatnya hanya mencontoh, tapi tidak bisa ideal.

"Ya sudah, tidak masalah. Memang begitulah sepantasnya," terang Gus Baha.

***

Editor: Annisa Fadilla


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah