Pengertian Adab Terhadap Diri Sendiri bagi Umat Muslim

16 Juni 2022, 18:32 WIB
Ilustrasi adab terhadap diri sendiri. /Pixabay

RINGTIMES BALI - Adab terhadap diri sendiri merupakan salah satu adab yang sangat penting.

Namun, seringkali adab terhadap diri sendiri dianggap sebelah mata dan tidak begitu diperdulikan.

Adab terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap dirinya sendiri. Tidak merusak dan menodai diri sendiri. 

Dilansir dari buku Minhajul Muslim oleh Syaikh Abu Bakar Jabil al-Jaza 'iri, 1419 H, berikut ada terhadap diri sendiri.

Baca Juga: Cara Memahami Qadha dan Qadar yang Benar Menurut Pandangan Islam

1. Taubat

Taubat adalah membersihkan diri dari segenap dosa dan maksiat yang telah dilakukan, serta bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda

"Sesungguhnya Allah membentangkan tanganNya pada malam hari untuk menerima taubat orang yang berbuat kesalahan pada siang hari dan membentangkan tanganNya pada siang hari untuk menerima taubat orang yang berbuat kesalahan pada malam hari, demkian hingga matahari terbit dari barat."

2. Muraqabah

Sikap seorang musli yang merasa dirinya selalu diawasi oleh Allah, sehingga keyakinannya menjadi sempurnah bahwa Allah selalu melihatnya, mengetahui rahasianya, dan memperhatikan amalnya. 

Baca Juga: Rahasia Kesuksesan dalam Pandangan Syaikh Dr Muhammad Said Ramadhan Al Buthi

Oleh karena itu, dia tenggelam dalam pengawasan dan kesempurnaan Allah, merasa damai dengan mengingatNya, memperoleh kenyamanan dengan menjalankan ketaatan kepadaNya.

Pada hadis Al-Bukahari Nomor 50, Rasulullah bersabda

"Beribadalah kepada Allah seakan-akan kamu melihatNya, apabila kamu tidak bisa melihatNya, maka sesungguhnya Dia melihatmu."

3. Muhasabah (introspeksi diri)

Seorang muslim beramal dalam kehidupan ini siang dan malam untuk mendapatkan kebahagian akhirat, dan untuk memperoleh kemuliaan dan keridhaan Allah.

Baca Juga: Doa Pamungkas Agar Hati Tenang dari Nabi Muhammad SAW, Baca Setiap Selesai Sholat

Oleh karena itu, hal yang harus dilakukan yaitu mengintrospeksi diri atas amal yang telah dilakukan sepanjang hari. 

Muhasabah merupakan salah satu metode untuk memperbaiki, melatih, menyucikan, dan membersihkan diri.

"Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap hari memperhatikan apa yang telah diperbuahnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al-Hasyr:18)

4. Mujahadah (perang terhadap nafsu)

Seorang muslim wajib mengetahui bahwa musuh bebuyutannya adalah nafsu dirinya sendiri.

Baca Juga: Terkait 4 Manfaat Sholat, Begini Kata Ustad Adi Hidayat

Nafsu menurut tabiat adalah condong kepada keburukan, dan lari dari kebaikan. 

Nafsu (jiwa) menyukai bersantai atau bermalas-malasan dan menganggur, laurt bersama hawa nafsu, dilalaikan oleh keingina sementra meskipun terdapat kebinasaan dank kesengsaraan.

Seorang muslim harus menyiapkan diri mengumumkan peperangan terhadap nasfunya, melawan kebodohannya dan memerangi syahwatnya.

Jika nafsu menyukai leha-leha, maka dia akan mengalihkannya ke aktivitas yang positif. Apabila nafsu menginginkan syahwatnya, maka dia menghalanginya. 

Baca Juga: Kisah Imam Syafi'i Membuat Takjub Imam Malik dengan Kecerdasannya

Jika nafsu membuatnya lalai dari ketaatan, maka dia akan mengerjakan apa yang telah luput atau hilang darinya.

Inilah tujuan dari mujahadah nafs (perang terhadap nafsu ata jiwa)

Seorang muslim harus berusaha mendidik dirinya, menyucikan, membersihkannya, karena dialah yang paling berhak untuk mendidik dirinya terlebih dahulu.***

 

Editor: Muhammad Khusaini

Tags

Terkini

Terpopuler