Sejarah Bulan Puasa Ramadhan Sejak Zaman Nabi Muhammad

7 April 2022, 13:16 WIB
Ilustrasi sejarah bulan puasa Ramadhan yang dilakukan oleh umat Islam sejak zaman Nabi Muhammad SAW. /Pixabay/Konevi

RINGTIMES BALI - Berikut adalah pembahasan tentang sejarah dan asal usul puasa yang dilakukan oleh umat muslim.

Dilansir dari YouTube Channel Belajar Islam, mari simak sejarah bulan puasa Ramadhan di dunia berikut.

Ramadhan, bulan suci puasa umat Islam, telah diamati dan dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia selama lebih dari 14 abad.

Baca Juga: Makna Puasa Ramadhan Menurut Ustadz Adi Hidayat

Pada abad ketujuh, Nabi Muhammad menyatakan bahwa Islam dibangun di atas lima rukun dan puasa di bulan Ramadhan adalah salah satunya.

Hari ini, hampir seperempat dari populasi dunia menjalankan puasa pada siang hari, untuk memberikan penghormatan besar kepada bulan Islam di mana kitab suci Islam, Al-Qur'an, diturunkan kepada Nabi.

Ramadhan secara harfiah berarti 'panas yang hebat', yang menunjukkan bulan musim panas yang terik.

Baca Juga: Soal Try Out Bahasa Indonesia Kelas 6 Persiapan Ujian Sekolah US Disertai Pembahasan Lengkap

Ini merupakan bagian dari kalender Arab pra-Islam jauh sebelum Islam datang ke Mekah, kota suci di Arab Saudi saat ini, pada abad ketujuh.

Muslim memeluk Ramadhan sebagai bulan kesembilan dari kalender Islam.

Moonsighting atau praktik melihat bulan baru pada malam pertama setiap bulan Islam dengan mata telanjang adalah tradisi yang bertahan hingga hari ini, karena umat Islam di seluruh dunia menunggu datangnya bulan Ramadhan.

Pada bulan Ramadhan wahyu pertama Al-Qur'an terjadi pada 610 M, ketika Nabi Muhammad mundur ke sebuah gua di Gunung Hira di pinggiran Mekah untuk kontemplasi terpencil.

Baca Juga: Download Lagu Kurindu Ayah – Selfi Yamma, Lengkap dengan Lirik dan Link Sekali Klik

Komunitas Muslim awal akan bangun untuk makan sebelum fajar, yang dikenal sebagai sahur, dan menahan diri dari makan, minum, dan hubungan perkawinan sampai matahari terbenam, ketika mereka berbuka puasa (buka puasa), biasanya pada kurma.

Selain disiplin spiritual dan peningkatan ibadah, puasa menempatkan fokus yang kuat pada peningkatan perilaku, seperti yang Nabi Muhammad ajarkan.

Selama tahun-tahun terakhir hidupnya, Nabi Muhammad mulai melakukan shalat malam tambahan di bulan Ramadhan yang disebut tarawih.

Baca Juga: Ending Business Proposal, Ahn Yeo-Seop: Kisah Tae-Moo Ha-Ri Masih Berlanjut , Ada Season 2?

Para sahabatnya mulai bergabung dengannya di masjid dan ketika jumlahnya bertambah, Nabi menjadi khawatir mereka akan menganggapnya sebagai kewajiban, jadi dia melanjutkan sholatnya sendirian di rumah.

Sepuluh tahun setelah kematian Nabi, pemimpin umat Islam, Khalifah Umar melihat umat Islam tersebar di sekitar masjid melaksanakan shalat tahajud dalam kelompok terpisah, dan mendirikan shalat berjamaah untuk menyatukan ibadah mereka.

Sejak saat itu, tarawih berjamaah telah menjadi ciri khas Ramadhan, dan di mana Al-Qur'an dibaca secara keseluruhan.

Nabi Muhammad menetapkan bahwa umat Islam memberi makan orang miskin di bulan ini.

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 Halaman 253 Latihan Berfikir Kritis Semester 2, Memahami Surat Dinas

Menjelang akhir Ramadhan, zakat fitrah, atau 'sedekah berbuka puasa', adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu, dan disamakan dengan sebagian kurma atau jelai yang diberikan langsung ke tangan orang miskin.

Pada zaman Nabi, pagi Idul Fitri dimulai dengan sarapan sederhana berupa kurma, namun penyebaran Islam ke berbagai negeri berangkat dari awal yang sederhana dan memunculkan berbagai hidangan manis.***

 

Editor: Muhammad Khusaini

Tags

Terkini

Terpopuler