Debat Fiqih Para Ulama Zaman Dahulu Menurut Gus Baha, Tidak Ada yang Menang dan Kalah

17 Februari 2022, 06:30 WIB
Gus Baha jelaskan mengenai debat fiqih pada zaman dahulu, tidak ada menang kalah. /Instagram.com/@gusbahaonline

RINGTIMES BALI – Berikut ini merupakan artikel yang membahas pandangan Gus Baha mengenai debat fikih pada zaman dahulu.

Menurut Gus Baha, debat fikih pada zaman dahulu tidak akan pernah dimenangkan satu pihak. Sebab, kebijaksanaan ulama zaman dahulu mengedepankan kearifan daripada memang dan kalah.

Dilansir dari kanal Youtube Santri Umum pada 16 Februari 2022, berikut pandangan fiqih para ulama zaman dahulu menurut Gus Baha.

Baca Juga: Gus Baha Ungkap Tidak Semua Sopan itu Baik, Khususnya Bagi Kaum Hawa

Menurut ulama asal Rembang ini, debat fiqih para ulama zaman dahulu tidak akan pernah dimenangkan satu pihak.

Misalnya pembahasan soal harta dalam fiqih. Apakah harta merupakan fitnah atau anugrah. Gus Baha menjelaskan pembahasan perbebatan ini dengan sebuah analogi.

“Misalnya saya kyai kelihatan miskin, ya baik. Supaya santri-santri yang miskin itu punya teman. Karena santri-santri itu kebanyakan miskin,” katanya.

Baca Juga: Hasil Akhir Laga Bali United VS PSS Sleman, Serdadu Tridatu Menang dan Naik Ke Posisi 2 Klasemen Sementara

“Tapi problemnya, kyai yang miskin itu ya tidak bisa nolong santri, karena dia sendiri juga miskin,” lanjutnya.

Gus Baha menerangkan, jika menggunakan logika fikih, harta itu fitnah. Seakan-akan harta itu masalah.

Namun, jika harta dikuasai oleh orang zalim, maka akan menjadi masalah besar. Sehingga, orang-orang soleh juga harus menguasai harta.

Baca Juga: Download Lagu TREASURE - DARARI MP3 MP4 Beserta Lirik, Sekali Klik

Dari logika ini kemudian dikiaskan pada kekuasaan. Sebab, harta mirip dengan kekuasaan.

Bila kekuasaan dikuasai oleh orang fasik dan orang yang jarang beribadah, maka akan jadi hal yang tidak baik. Maka, kyai tidak boleh menjaga jarak dengan kekuasaan.

Harapannya, pemimpin yang berkuasa bisa dinasehati kyai untuk berbuat kebaikan. Disinilah pentingnya pemahaman menyeluruh mengenai fikih.

Baca Juga: Kunci Jawaban IPA Kelas 9 SMP MTs Halaman 135 136 Ayo Kita Pikirkan Partikel Penyusun Benda Semester 2

Kyai atau agamawan boleh miskin, boleh juga kaya. Boleh dekat dengan kekuasaan untuk memberikan nasihat yang baik boleh juga menjauhi kekuasaan. Semua itu tergantung pada pandangan ulama dalam memahami fikih.

Maka, debat fikih para ulama zaman dahulu tidak pernah ada pada posisi kememangan mutlak pada satu sisi.

Demikianlah pendapat Gus Baha mengenai debat fiqih para ulama di zaman dahulu.***

 

Editor: Muhammad Khusaini

Tags

Terkini

Terpopuler