Network
RINGTIMES BALI- Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, R Tati Raeningsih mengatakan bahwa anak usia dini, tidak wajib harus bisa membaca, menulis, dan menghitung (calistung).
Menurut Tati, pembelajaran anak usia taman kanak-kanak (TK) adalah untuk pengembangan karakter dan kemampuan kognitif anak, sehingga anak dapat berpikir, mengekspresikan, dan memahami hal-hal di sekitarnya.
“Pendidikan anak usia dini rentang nol sampai enam tahun tidak diwajibkan bisa membaca, menulis, serta menghitung karena di usia itu fase bermain untuk pembentukan karakter dan pengembangan kemampuan kognitif,” ucap Tati, dikutip dari Antara, Senin 26 Juni 2023.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa, pembelajaran membaca, menulis, dan menghitung berada di jenjang sekolah dasar (SD), sedangkan untuk jenjang pendidikan usia dini, pemerintah telah menerapkan program pembelajaran yang menyenangkan bagi para peserta didik usia dini.
Baca Juga: Orang Tua Wajib Kenali Dampak Media Sosial Bagi Anak-anak
Tati menjelaskan bahwa untuk proses transisi menyenangkan bagi para peserta didik usia dini, Kemendikbud Ristek RI memberikan siswa-siswi tenggang waktu sampai jenjang kelas 2 tingkat sekolah dasar.
Ia melarang orang tua maupun tenaga pendidik pendidik di lembaga pendidikan anak usia dini, untuk memaksa anak harus bisa membaca, menulis, dan berhitung. Ia juga meminta untuk segera melaporkan ke pihaknya, jika ditemukan hal demikian pada lembaga pendidikan anak usia dini.
Menurut Tati, yang harus ditekankan dalam proses belajar peserta didik pada jenjang PAUD yaitu pola pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, dengan tetap berfokus pada masing-masing kompetensi peserta didik.
Tati menyebutkan bahwa, kunci utama bagi keberhasilan perkembangan peserta didik usia dini, ada pada kerja sama antara tenaga pendidik di lembaga dengan orang tua peserta didik.
