Akademisi Unud Soroti Maraknya Selebritis Mendadak Caleg di Pemilu 2024

- 21 Mei 2023, 15:06 WIB
Akademisi Universitas Udayana, Efatha Borromeu Duarte.
Akademisi Universitas Udayana, Efatha Borromeu Duarte. /Ringtimes Bali Pikiran Rakyat/Andre Putra

RINGTIMES BALI - Maraknya selebritis Tanah Air mendadak berkecimpung masuk ke dunia politik dengan menjadi calon legislatif (caleg) mendapat sorotan dari akademisi Universitas Udayana (Unud), Efatha Filomeno Borromeu Duarte.

Menurut dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unud ini mengatakan, hal yang biasa menjelang Pemilu ialah terjadinya fenomena yang disebutkannya sebagai polientertain atau perpaduan antara selebriti dan politik.

"Sebenarnya fenomena ini hampir terjadi di setiap negara. Namun, kecenderungannya hal ini bisa menciptakan suasana merisaukan, sebab bisa menggerus peran keahlian dalam politik demokratis," ungkap Efatha melalui keterangan tertulis, Minggu 21 Mei 2023.

Dalam konteks politik, menurutnya terdapat risiko substansial jika terlalu berfokus pada popularitas daripada kapabilitas. Karena pada kenyataannya, pengaruh selebritas untuk meningkatkan elektabilitas politik tidaklah selalu berefek positif atau efektif.

"Contoh survei yang dilakukan Hill-HarrisX pada 2019, sebanyak 65% responden mengungkapkan bahwa dukungan politik dari selebritas Hollywood tidak mempengaruhi keputusan untuk mereka memilih. Bahkan sebanyak 24% responden mengatakan dukungan selebritas malah membuat mereka untuk tidak mendukung kandidat tersebut," paparnya.

Lebih lanjut Efatha mengatakan, jika terlalu melihat kepopuleran selebritas sebagai politisi tanpa mempertimbangkan kompetensi dan dedikasi mereka untuk pelayanan publik, dapat berpotensi merusak integritas sistem politik. Maka dia mengingatkan masyarakat agar lebih cermat dan kritis dalam memberikan suara mereka. Karena utamanya demokrasi itu membutuhkan pemimpin yang kompeten, bukan hanya populer.

"Kita harus ingat bahwa politik itu bukanlah ranah yang eksklusif untuk selebritas saja. Ini arena adu gagasan dimana setiap individu yang memenuhi kriteria dan memiliki visi dan misi yang jelas, dapat berkontribusi dalam memajukan kepentingan publik," jelas pendiri Malleum Iustitiae Institute.

Baca Juga: BEM UI Kritik Keberpihakan Jokowi ke Partai Politik, Bukan ke Rakyat 

Tetapi Efatha mencermati, fenomena polientertain ini bukanlah suatu ancaman bagi demokrasi di Pemilu nanti. Melainkan sebagai tantangan dan kesempatan bagi masyarakat untuk merefleksikan cara memilih pemimpin yang benar. 

Halaman:

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x