Rutuhnya pariwisata menyebabkan masyarakat kembali beralih mata pencaharian menanam rumput laut.
Berdasarkan penelusuran tim Ringtimes Bali, hampir sebagian masyarakat di pulau Nusa Lembongan kembali menaman rumput laut.
Baca Juga: Penyeberangan Sanur-Nusa Penida Masih Sepi
Rumput laut membantu masyarakat untuk bisa memenuhi kebutuhan pokok mereka akibat tak ada harapan bagi pariwisata dikala pandemi melanda.
Salah satu petani Desa Lembongan, I Wayan Suarbawa mengatakan bahwa saat ini masyarakat Nusa Lembongan menaman rumput laut jenis Spenosium dan Cattonie.
Rumput laut kembali bangkit diawal tahun 2019, padahal tahun 2016 sempat ditinggalkan oleh petani akibat gagal panen dan lahan yang kurang bersahabat.
Baca Juga: Groundbreaking Pembangunan Pelabuhan di Nusa Penida, Ini Kata Bupati
“Setelah 2019 bulan September baru ada 15 orang dan bulan Desember baru 150 orang,” kata I Wayan Suarbawa saat ditemui pada 18 Juli 2021.
“Setelah agak lesu pariwisatanya, mulai ada tergerak yang tua-tua, lumayan banyaklah (orang-orang yang menanam rumput laut) di bulan Februari,” tambahnya.
Harga rumput laut sendiri berubah-ubah saat ini berkisaran Rp15.000 per kilogram untuk jenis Spenosium dan Rp3.000-Rp5.000 untuk jenis Cattonie.***