Kemenparekraf Akan Bangkitkan Pariwisata, Pelaku Usaha Wajib Simak Strateginya

- 29 Januari 2021, 20:44 WIB
Henky Hotma Parlindungan Manurung, selaku staf ahli Menparekraf Bidang Manajemen Krisis
Henky Hotma Parlindungan Manurung, selaku staf ahli Menparekraf Bidang Manajemen Krisis /Tangkapan layar Facebook.com/@BNPB

RINGTIMES BALI – Pandemi COVID 19 yang melanda Indonesia ternyata memberi dampak yang sangat besar bagi perekonomian.

Salah satu sektor yang paling merasakan dampaknya yaitu sektor industri pariwisata. Beberapa wilayah Indonesia yang mengandalkan pariwisata seperti Bali, DI Yogyakarta, dan masih banyak lagi.

Untuk mengatasi permasalahan ini, Sandiaga Uno selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berusaha untuk memulihkan seluruh sektor pariwisata dengan memilih berkantor di Bali tepat hari kemarin Kamis, 28 Januari 2021.

Bali, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Banten merupakan wilayah yang mengalami penurunan pendapatan terbanyak.

Baca Juga: 10 Wisata Yogyakarta Paling Populer yang Patut Dikunjungi

Kemenparekraf akhirnya membuat strategi untuk membangkitkan sektor industri pariwisata dan ekonomi kreatif meskipun masih berada dalam masa pandemi.

Setelah sebelumnya membuat dialog mengenai optimisme bisnis properti di masa depan, kini BNPB membuat dialog mengenai kebangkitan pariwisata.

Dikutip oleh ringtimesbali.com dari tayangan siaran langsung pada kanal Facebook Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hari ini tanggal 29 Januari 2021.

 

Kali ini yang menjadi host adalah Boy Bakamaro Ginting dengan narasumber yaitu:

  1. Henky Hotma Parlindungan Manurung selaku staf ahli Menparekraf Bidang Manajemen Krisis
  2. Ir. H. Sutrisno Iwantono, MA selaku Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI)
  3. Edy Setijono selaku Dirut PT. Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko

Henky mengungkapkan bahwa Kemenparekraf sejak tahun lalu telah membuat program-program untuk memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Baca Juga: BNPB Berikan Bantuan Logistik Gempa Sulbar, Kemenko PMK Ucapkan Terima Kasih

Diantaranya membuat Sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability), hibah pariwisata, mendaur ulang kebijakan di setiap tempat pariwisata seperti mengharuskan pengecekan suhu tubuh, memakai masker, dan mencuci tangan.

Sebanyak 101 Kabupaten telah menerima dana kurang lebih totalnya Rp3,3 triliun. Dana ini diberikan untuk membantu pelaku pariwisata termasuk Pemda agar bisa menerapkan aturan protokol kesehatan demi kepentingan pariwisata.

Kemenparekraf memperkirakan sektor pariwisata akan pulih di tahun 2022.

“Prediksi kami di tahun 2022 untuk bisa kembali ke normal”, ucap Henky.

“Ini udah suara bersama ya 2022 ini atau masih pendapat dari Kemenparekraf?” tanya Boy.

“Perspektif kami sebagai staf ahli Menteri karena kami juga tidak memberanikan diri, karena kayak kemarin di Bulan Desember 2020 mau ke Bali pun harus pakai Swab dan PC,” jawab Henky.

Baca Juga: Kemenparekraf Siapkan Paket Kerja di Bali untuk Pengusaha dan Pegiat Industri

Kemenparekraf telah berkolaborasi dengan PHRI dan pelaku usaha industri pariwisata dan ekonomi kreatif, PT. TWC.

Menurut Henky, dari sisi sosialisasi pihak Kemenparekraf sudah gencar. Diharapkan kepada setiap pelaku usaha di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif agar segera melakukan sertifikasi CHSE untuk mempermudah pemerintah dalam memulihkan sektor pariwasata dan ekonomi kreatif.

Ditegaskan pula oleh Henky, bahwa sertifikasi CHSE tidak di pungut biaya sedikit pun alias gratis.***

 

Editor: Muhammad Khusaini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x