Angka Populasi Meningkat, BTNBB Optimis Jalak Bali Capai 500 Ekor di Penghujung 2022

10 Juli 2022, 14:12 WIB
Kepala Balai Taman Nasional Bali Barat Agus Ngurah Krisna saat menjelaskan hasil konservasi Jalak Bali di Buleleng, Bali, Jumat (8/7/2022). ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari /

RINGTIMES BALI – Kepala Balai Taman Nasional Bali Barat (BTNBB) Agus Ngurah Krisna memastikan upaya konservasi Jalak Bali atau Curik berhasil dengan angka populasi saat ini meningkat menuju stabil.

“Burung Curik atau Jalak Bali yang 2006 sempat tidak ditemukan di alam dan sekitar 2007 hanya terdapat tujuh sampai sepuluh ekor, sekarang sudah 452 ekor,” ucap Kepala BTNBB tersebut pada Jumat, 8 Juli 2022 dikutip dari Antara.

Kepala BTNBB itu menjelaskan populasi Jalak Bali atau Ciruk meningkat sejak 2017 sehingga pihaknya pun optimis di penghujung 2022 akan mencapai 500 ekor, mengingatk pemeriksaan dilakukan berkala tiap dua tahun sekali.

Baca Juga: PT PLN (Persero) Siapkan 70 Unit SPKLU untuk Kebutuhan Kendaraan Listrik Saat G20 di Bali  

Ia mengatakan, pakar ahli burung menyebut populasi yang aman adalah 500 ekor. Kini angka tersebut sudah mendekati jumlah aman, yang artinya akan stabil meningkat atau menurun sedikit tergantung dukungan masyarakat.

Agus Ngurah Krisna juga mengatakan bahwa konservasi terhadap Jalak Bali telah dilakukan sejak 1990 melalui Uni Suaka Satwa, dimana burung khas Bali tersebut disiapkan untuk nantinya dilepaskan.

“Sudah kami siapkan untuk wisata habituasi. Nah di kandang habituasi dua sampai tiga bulan kemudian kami lepaskan ke alam. Setelah lepas ke alam, kami lakukan monitoring petugas taman nasional di masing-masing resor,” ucapnya.

Baca Juga: Sholat Idul Adha 1443 H di Puspem Badung, Kapolres Turun Langsung ke Lapangan

Saat ini, burung yang termasuk dalam bahaya kritis itu dibebaskan dalam hutan-hutan kawasan Taman Nasional Bali Barat, dibagi dalam enam wilayah kerja dengan pantauan langsung dari polisi hutan.

Agus menjelaskan, satu resor atau wilayah kerja memiliki luas 3 ribu hektare, ada 6 resor yaitu Resor Gilimanuk, Pulau Menjangan, Berumbun, Labuan Lalang, Teluk Terima, dan Anggar Sari. Untuk jumlah paling banyak Jalak Bali ada di Resor Labuan Lalang dan Teluk Terima.

Jalak Bali yang diharapkan agar tidak lagi kritis tersebut, dapat hidup berpindah ke kawasan hutan lainnya, termasuk pekarangan warga, sehingga masing-masing resor memiliki jumlah yang berbeda.

Baca Juga: Polsek Seririt Amankan Sholat Idul Adha 1443 H di Lapangan Umum Setempat

“Ini terkait jalur jelajah, tipikal habitat, di Resor Berumbun habitatnya savana, saat musim kemarau tidak ada sumber air dan daun gugur maka burung akan pindah ke areal hutan lain. Sedangkan, Resor Labuan Lalang dan Teluk Terima adalah hutan evergreen sepanjang tahun hijau atau hutan hujan dataran rendah dan ada sumber air sungai,” katanya.

Di luar resor kawasan hutan, dirinya berharap agar ke depannya sebaran Jalak Bali semakin meluas dan jauh, sehinga dukungan dari masyarakat adalah hal penting sebagai salah satu lokasi yang sering dipilih Jalak Bali untuk tinggal.***

 

Editor: Annisa Fadilla

Tags

Terkini

Terpopuler