Bagi Junas, memberlakukan protokol kesehatan ketat bagi pemain dan penonton pada saat dimulainya kembali kompetisi sudah dibicarakan secara internal, dan garis besarnya IBL setuju yang usulan pemerintah untuk melakukan rapid dan swap terlebih dahulu.
Baca Juga: Dalam Sehari Bisa Hasilkan Hingga Ratusan Juta? Ini Dia Penghasilan Sang Pembalap Dunia 'The Doctor'
Namun, untuk bisa memulai pertandingan tanpa penonton, pihaknya mengaku belum mendapatkan informasi resmi dari gugus tugas.
"Para pertemuan sebelumnya, Menpora hanya mengatakan lanjutan kompetisi menunggu izin dari pihak gugus tugas. Informasinya baru sebatas itu saja dan kami akan ikuti itu. Kalau dengan skema tanpa penonton statusnya baru sebatas itu. Tapi, kalau memang nantinya arahnya ke sana, kami harus diskusi kembali dengan klub dan sponsor lagi. Karena banyak konsekuensinya bagi sponsor, penyelenggaraan, dan klub juga. Walaupun lanjutan kompetisi tanpa penonton ini sudah dijalani liga sepakbola luar negeri dan basket Taiwan," tukasnya.
Secara teknis, menurutnya memungkinkan untuk melanjutkan IBL tanpa penonton. Tapi, pihaknya mengaku mempertimbangkan substansi lain.
Baca Juga: Eks Defender Barca Xavi Hernandez Positif Covid-19, Urung Berlaga di Liga Qatar
"Kami sih mengerti, (tanpa penonton) arahnya untuk menjaga keselamatan manusia. Hanya saja substansinya harus dibicarakan ke klub. Sebab, klub kan bermain untuk fans mereka, dan kehadiran fans akan berpengaruh besar kepada permainan pemain mereka di lapangan. Lalu sponsor pun juga harus tahu apakah berpengaruh signifikan untuk mereka hanya dengan siaran live saja," tambah Junas.
Untuk membuat skenario-skenario tersebut, pihaknya akan melihat kondisi terkini selepas status darurat pemerintah selesai pada 29 Mei mendatang. Pihaknya mengaku butuh waktu persiapan yang cukup untuk bisa kembali memutar kompetisi, mengingat banyak pertimbangan. Salah satunya soal mendatangkan kembali pemain asing.
"Status darurat sampai 29 mei, nanti kita lihat lagi. Menpora juga pernah menyampaikan seluruh kegiatan olahraga diposponed sampai Juli. Jadi kami lewat prtimbangan itu. Sebab untuk mulai lagi butuh persiapan, salah satunya pertimbangan terkait pemain asing. Sebab pemain asing IBL hampir 90 persen dari Amerika, sementara di sana kondisi pandeminya sedang meningkat. Bila situasi di Juni diperbolehkan untuk kembali gelar kompetisi, kita juga harus liat prosedurnya. Apakah perlu karantina untuk pemain asing," katanya.
Baca Juga: Alami Cidera, Marc Marques Absep Balapan MotoGP Seri ke Dua