Selanjutnya, vaksinasi yang gencar dilaksanakan di Pulau Dewata kembali membangkitkan harapan para pengusaha.
Sayangnya harapan itu kandas akibat pemerintah kembali menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Ia memahami, dinamika Covid-19 dan perekonomian adalah dua hal yang saling berkaitan.
Baca Juga: Kronologis Aksi Pemukulan Oknum TNI kepada 2 Pemuda Sidatapa Hingga Dandim Buleleng Dibogem
“Keduanya saling berkolerasi, ketika ekonomi dibuka, kasus Covid-19 cenderung naik. Sebaliknya, ketika Covid-19 bisa dikendalikan melalui kebijakan pembatasan aktivitas, ekonomi nyungsep. Hukum sebab akibatnya seperti itu, tak bisa putus satu sama lain,” ujarnya.
Wagub Cok Ace menambahkan, jika dianalisa lebih jauh, keterpurukan ekonomi juga bisa berdampak pada meningkatnya jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19.
“Ketika masyarakat mengalami kesulitan ekonomi, otomatis imun mereka akan turun karena kurangnya asupan gizi. Faktor ini tak bisa diabaikan karena sangat berkaitan,” imbuhnya.
Menyikapi hal tersebut, Guru Besar ISI Denpasar ini menawarkan penerapan kebijakan berbasis risiko. Yang dimaksudnya adalah, kebijakan dikeluarkan melalui kajian risiko kesehatan dan ekonomi tiap sektor.
Baca Juga: Viral Oknum TNI Lakukan Aksi Pemukulan pada Warga yang Tolak SWAB di Buleleng Bali
“Contohnya bidang pendidikan, kalau murid di sekolahkan risiko kesehatannya tinggi, sedangkan dengan pola sekolah daring, dampak ekonominya kecil. Jadi kesimpulannya belajar dari rumah. Sebaliknya, tempat usaha seperti restoran, kalau tutup dampak ekonominya sangat besar karena banyak yang kehilangan pekerjaan. Jadi, pilihannya dibuka dengan pengaturan jumlah pengunjung dan penerapan prokes yang ketat,” paparnya.