RINGTIMES BALI – Pengunjuk rasa anti pemerintah terlibat bentrok dengan polisi di kediaman Perdana Menteri (PM) Thailand Prayut Chan-O-Cha di Bangkok pada Jumat, 13 Agustus 2021.
Pengunjuk rasa menuntut pengunduran diri PM Prayut karena krisis ekonomi dan berbagai hal lainnya akibat Covid-19.
Polisi berusaha menghalau pengunjuk rasa dengan tembakan gas air mata dan peluru karet yang berusaha menurunkan sebuah kontainer yang digunakan untuk menghalangi jalan.
Baca Juga: Pengunjuk Rasa dan Polisi Kembali Bentrok di Bangkok Thailand
Seorang aktivis kelompok Thalufah telah bersumpah untuk terus melakukan unjuk rasa menuntut pengunduran diri PM Prayut Chan-O-Cha.
Pengunjuk rasa menuduh Prayut karena salah dalam mengelola krisis Covid-19 yang pada akhirnya hari Jumat lalu Thailand mencatat rekor kasus baru.
"Pengelolaan Covid-19 yang gagal oleh pemerintah menyebabkan orang mati. Hari ini kami di sini untuk menyingkirkan Prayut," ucap seorang aktivis Songpon "Yajai" Sonthirak dikutip dari CNA.
Baca Juga: Pengunjuk Rasa Anti Pemerintah Thailand Bentrok dengan Polisi di Bangkok
Sementara itu pihak berwenang mengatakan bahwa mereka telah mengajukan tuntutan 300 kasus terhadap pelaku unjuk rasa baru-baru ini.
"Tujuan polisi untuk menjaga perdamaian. Mereka yang bergabung berisiko terinfeksi dan juga melanggar undang-undang lain," kata kepala polisi Bangkok Pakapong Pongpetra.