Jesse Bloom dari Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchinson di Seattle dalam makalah yang dirilisnya dalam bentuk cetak minggu ini, memulihkan data pengurutan yang dihapus dari kasus awal Covid-19 di Tiongkok.
Institut Kesehatan Nasional AS mengaku jika smpel yang digunakan dalam penelitian ini telah diserahkan ke Sequence Read Archive (SRA).
Pada Maret 2020 file itu dihapus atas permintaan penyelidik Tiongkok, yang mengatakan akan diperbarui dan diserahkan ke arsip lain.
Hal ini membuktikan jika penghapusan itu merupakan bukti bahwa China berusaha menutupi asal-usul Covid-19.
Alina Chan, seorang peneliti di Harvard's Broad Institute, mempertanyakan soal para ilmuwan yang justru menghapus data penting soal Covid di Wuhan.
Baca Juga: India Pecahkan Rekor Kematian Tertinggi Akibat Covid-19, Total 6.148 pada 10 Juni 2021
Melalui akun twitternya, ia menulis soal para ilmuwan yang meminta basis data internasional untuk menghapus data penting yang memberi tahu kita tentang bagaimana COVID-19 dimulai di Wuhan.
Para ilmuwan Australia, dalam studinya yang diterbitkan pada hari Kamis di jurnal Scientific Reports, menggunakan data genom untuk menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 mengikat reseptor manusia jauh lebih mudah daripada spesies lain.
Hal ini menunjukkan bahwa virus itu sudah beradaptasi dengan manusia ketika pertama kali muncul.