China Murka Kapal Perang AS Transit di Selat Taiwan

- 23 Juni 2021, 19:37 WIB
China kembali murka setelah kapal perang Amerika Serikat (AS) berlayar dan transit di selat Taiwan pada 23 Juni 2021
China kembali murka setelah kapal perang Amerika Serikat (AS) berlayar dan transit di selat Taiwan pada 23 Juni 2021 /Pixabay/Defence-Imagery/


RINGTIMES BALI -
China kembali murka terhadap Amerika Serikat (AS) setelah kapal perangnya berlayar dan transit di Selat Taiwan pada Rabu 23 Juni 2021.

"AS sengaja memainkan trik lama dan menciptakan masalah dan mengganggu Selat Taiwan. Ini benar-benar menunjukkan bahwa AS merupakan pembawa risiko terbesar untuk keamanan kawasan dan kami benar-benar menentang itu," demikian pernyataan Komando Timur Tentara China.

Kemarahan China didasarkan karena AS menyatakan bahwa mereka mengirimkan kapal penghancur rudal USS Curtis Wilbur ke Selat Taiwan untuk transit rutin.

Mereka menyatakan bahwa misi itu sesuai dengan hukum internasional.

Baca Juga: Mata-mata China Diduga Berkhianat, Ungkap Data Rahasia Covid-19 ke AS

"Transit kapal di Selat Taiwan menunjukkan bahwa AS berkomitmen terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," demikian pernyataan Angkatan Laut AS yang dikutip Reuters.

Kementerian Pertahanan Taiwan menyatakan bahwa kapal perang AS sudah melintasi bagian utara Selat Taiwan. Menurut mereka, "situasinya normal."

Ini bukan kali pertama kapal perang AS transit di Selat Taiwan.

Bulan lalu, kapal itu transit di Selat Taiwan, dan juga membuat China geram.

Baca Juga: China Sahkan UU Anti Sanksi Asing untuk Melawan Hegemoni AS

AS memang biasa menggelar misi laut di Taiwan setiap bulan.

China pun selalu menanggapi dengan protes.

Namun, AS menggelar misi transit terbaru ini sekitar sepekan setelah 28 pesawat China menerobos Zona Identifikasi Pertahanan Taiwan (ADIZ).

Hal ini justru dikecam Leo China yang berani transit ke Taiwan.

Negara-negara anggota G7 pun mengecam aksi China tersebut.

Baca Juga: Heboh Ilmuwan China yang Patenkan Vaksin Covid-19 sebelum Pandemi Meninggal Secara Misterius

China dan Taiwan memang tengah memiliki hubungan yang tegang sejak Tsai Ing Wen menjabat sebagai presiden.

Ia merupakan presiden yang pro-demokrasi.

Di bawah kepemimpinannya, Taiwan semakin gencar mendekati negara-negara Barat, terutama AS, untuk mendapat pengakuan. China pun menganggap Taiwan sebagai wilayah pembangkang yang ingin memerdekakan diri.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x