Network
RINGTIMES BALI - Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) KPK beberapa waktu lalu menuai banyak masalah dan kontroversi terutama terkait peserta yang tidak lulus.
Keputusan penonaktifan pegawai KPK yang tidak lulus tes juga menuai banyak pro dan kontra, apalagi sebelumnya,presiden Jokowi menyebut jika hasil TWK tidak bisa menjadi dasar pemberhentian KPK.
ICW turut memberikan pendapatnya terkait TWK KPK dan penonaktifan pegawai KPK yang tidak lulus hasil tes tersebut.
ICW sebelumnya pada 17 Mei 2021, menyebut jika KPK tengah dilemahkan dari berbagai arah dan dengan berbagai cara.
Baca Juga: Siklon Tropis Landa Wilayah Utara Indonesia, BMKG Imbau Warga Tidak Panik
ICW bahkan menyebut upaya pemberantasan korupsi di Indonesia tengah berada di ujung maut karena upaya pelemahan yang salah satunya dari TWK KPK.
Dalam pernyataan terbarunya, dilansir dari akun twitter ICW @antikorupsi pada 1 Juni 2021, ICW menyebut jika TWK KPK memiliki banyak masalah dan menimbulkan kontroversi.
ICW bahkan menyebut jika dalam TWK KPK terdapat dugaan pelecehan terhadap pesertanya melalui soal-soal yang diberikan.
Baca Juga: Nasabah BNI PNM Mekaar Bisa Daftar BPUM Rp1,2 Juta di 2021, Simak Syaratnya dan Daftar ke Kantor Ini
"Tes Wawasan Kebangsaan KPK dalam proses alih status pegawai bermuatan banyak masalah dan menimbulkan kontroversi. Buntut panjang TWK juga berdampak pada dugaan melecehkan peserta." tulis akun twitter @antikorupsi.
"Pertanyaan yang mengundang trauma dan merendahkan ada dalam tes wawasan kebangsaan yang diselenggarakan oleh negara. Lalu kebangsaan apa yang dimaksud,wawasan apa yang ingin diuji," lanjutnya.
Dalam unggahannya, ICW menyertakan beberapa pendapat sejumlah narasumber dalam diskusi yang bertajuk “Haruskah Rela Dilecehkan Demi Kebangsaan?" pada 29 Mei 2021.
Baca Juga: Cek Nama Penerima BLT UMKM Tahap 3 Pakai KTP, Klik e-form BRI atau BNI
"Tes Wawasan Kebangsaan yang para pegawai KPK jalani, berbeda dengan tes wawasan kebangsaan yang biasanya dijalani oleh para calon-calon Pegawai Negeri Sipil. Hampir semua pertanyaan wawancara nggak nyambung dengan pekerjaan kami sehari-hari," kata salah satu pegawai KPK, Tri Artining Putri.
"Menanyakan hal-hal yang melecehkan, seksis, menggiring dan men-trigger trauma, sebenarnya apa sih tujuan para penyelenggara tes TWK?," kata Aprilia Tengker dari KOMPAKS.***
