RINGTIMES BALI - Operator penambangan Cryptocurrency, Huobi Mall dan BTC.TOP, menghentikan sementara aktivitas mereka di China usai Beijing menindak penambangan dan perdagangan bitcoin.
Apa yang dilakukan pemerintah China tersebut tentu saja membuat nilai tukar mata uang digital bitcoin merosot drastis.
Wakil Perdana Menteri Liu He mengumumkan melakukan penindakan keras terhadap aktivitas penambangan bitcoin.
Baca Juga: Gunakan Transaksi Digital BRI, Solusi Aman saat Pandemi
Hal ini merupakan kali pertamanya para dewan menargetkan terhadap penambangan mata uang virtual, bisnis besar di China yang menyumbang lebih dari 70 persen kepada pasokan crypto dunia.
Dikutip Ringtimesbali.com dari Korean Times, aktivitas penambangan crypto menggunakan peralatan atau rig komputer dirancang khusus untuk memverifikasi transaksi koin virtual dalam proses yang menghasilkan mata uang kripto yang baru dibuat seperti bitcoin.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, saat ini nilai bitcoin terpukul, turun hampir 50 persen dari level tertinggi sepanjang masa.
Baca Juga: Dapat Pinjaman Modal BRI, Perempuan Asal Manokwari Sukses Jualan Kripik
Lebih lanjut, nilai tersebut merosot sebanyak 17 persen pada hari Minggu kemarin, sebelum mengurangi beberapa kerugian dan terakhir diperdagangkan stabil di Asia.
Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell membahas kisruh cryptocurrency minggu lalu. Pada Powell mengatakan mereka menimbulkan risiko terhadap stabilitas keuangan, dan menunjukkan bahwa regulasi yang lebih besar dari mata uang elektronik yang semakin populer mungkin diperlukan.