Covid 19: Sekolah Online dari Perspektif dan Penjelasan Guru Desa Sungai Nibung Bikin Miris

31 Maret 2022, 19:05 WIB
Simak penjelasan dari perspektif seorang guru tentang dampak postif dan negatif dari sekolah online di desa. /Instagram.com/graceidabalok

RINGTIMES BALI - Dunia saat ini berada di bawah tekanan dari pandemi Covid-19. Indonesia adalah negara terpadat keempat di dunia dan diprediksi akan terpengaruh secara signifikan dalam jangka waktu yang lebih diberbagai aspek termasuk pendidikan.

Pandemi ini mendorong beberapa pemerintah di Indonesia menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang membatasi kegiatan publik, termasuk kegiatan ekonomi, pendidikan, dan kegiatan sosial lainnya.

Pada hari Kamis, 31 Maret 2022, saya melakukan liputan berita dengan mewawancarai seorang guru di desa Sungai Nibung, Kec. Dente Teladas, Kab. Tulang Bawang, Lampung, secara online melalui video call dengan aplikasi WhatsApp.

Baca Juga: Download Lagu Thank U, Next Dari Ariana Grande Format MP3 MP4 Beserta Lirik

Guru yang bernama Harmanenta Sitepu, S.Pd ini merupakan seorang tenaga pendidik di SMP Putra Jaya yang berada di desa Sungai Nibung, dengan rata-rata penduduknya yang bekerja sebagai petani, peternak dan pedagang.

Desa Sungai Nibung adalah daerah yang juga terkena dampak dari pandemi Covid-19.

Sekolah dimana Harmanenta mengajar juga menerapkan pembelajaran daring mengikuti aturan pemerintah seperti layaknya sekolah-sekolah lain.

Menurut narasumber, pembelajaran online di sekolah tersebut masih belum efektif dan memiliki banyak kekurangan dalam proses belajar mengajar.

Baca Juga: Download Lagu Stay dari Justin Bieber Feat The Kid Laroi Format MP3 MP4 Beserta Lirik

Sang guru yang sudah puluhan tahun mengabdi menjadi guru di desa tersebut menyebutkan beberapa tantangan dan kesulitan yang ia hadapi selama mengajar secara online berikut:

1. Materi tidak sepenuhnya tersampaikan kepada siswa karena kendala sinyal dan sarana belajar yang tidak memadai.

2. Tidak bisa memantau siswa secara langsung.

3. Tidak semua siswa mempunyai gadget dan kuota internet karena kondisi perekonomian keluarga yang tidak memadai.

4. Orang tua siswa yang mengeluh karena harus membeli gadget dan kuota intenet.

5. Kesulitan dalam mengoperasikan aplikasi belajar sesuai anjuran pemerintah.

Namun, dibalik tantangan dan kesulitan yang dia hadapi, sang guru berusia 49 tahun ini mendapatkan manfaat dari sekolah online yang diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Menambah wawasan guru dalam bidang teknologi, karena guru dipaksa untuk tidak kudet tentang teknologi.

Baca Juga: Download Lagu Mesin Waktu dari Budi Doremi Format MP3 MP4 Beserta Lirik

2. Tidak perlu pergi sekolah, sehingga lebih hemat biaya transportasi.

3. Menghemat waktu.

4. Menghemat tenaga.

5. Ramah lingkungan karena mengurangi mobilitas.

6. Bermanfaat sebagai alternatif social distancing untuk mengurangi persebaran Covid-19.

Upaya yang telah dilakukan oleh pahlawan tanpa tanda jasa ini dalam menanggulangi masalah dalam sekolah online adalah dengan mengundang siswa yang terkendala di sinyal dan gadget untuk datang kerumahnya.

Kemudian belajar di rumah sang guru dengan mengikuti protokol kesehatan serta melakukan pendekatan dengan orang tua agar mendorong anak-anaknya untuk semangat belajar dan mengupayakan fasilitas belajar anak.

Diakhir wawancara, sang guru menyampaikan harapannya bagi pemerintah dalam hal pendidikan khususnya untuk sekolah-sekolah yang berada di desa dan daerah-daerah tertinggal.

Pengajar ini berharap agar pemerintah lebih memperhatikan sekolah-sekolah yang masih merintis di desa dengan membantu menyediakan buku-buku pelajaran, dana untuk siswa dari keluarga ekonomi rendah.

Baca Juga: 10 Cara Mencegah Asam Lambung Kambuh

Selain itu, beliau juga berharap pemerintah memperlengkapi guru-guru honor di desa dengan tunjangan yang layak, karena selama ini guru-guru honor di desa sangat kurang diperhatikan dan kurang dihargai perjuangannya.***

Editor: Rian Ade Maulana

Tags

Terkini

Terpopuler