Heboh Ilmuwan China yang Patenkan Vaksin Covid-19 sebelum Pandemi Meninggal Secara Misterius

9 Juni 2021, 14:47 WIB
Seorang Ilmuwan asal China yang sudah mematenkan vaksin Covid-19 sebelum pandemi dikabarkan telah meninggal secara misterius /Unsplash/Martin Sanchez


RINGTIMES BALI -
 Seorang ilmuwan militer China dikabarkan sempat mengajukan hak paten untuk vaksin Covid-19 sebelum pandemi diumumkan.

Kemudian, kejanggalan itu semakin menjadi-jadi karena ilmuwan yang mengajukan hak paten untuk vaksin Covid-19 itu meninggal secara misterius beberapa minggu kemudian.

Diketahui bahwa kasus pertama Covid-19 dilaporkan di Wuhan pada Desember 2019, tetapi Organisasi Kesehatan Dunia tidak menyatakan pandemi hingga 11 Maret 2020.

Baca Juga: Terbongkar Alasan Indonesia Kirim Luhut Temui Menlu China, Ini Kesepakatan yang Dicapai

Itu berarti paten vaksin diajukan tidak lama setelah China pertama kali mengakui ada penularan Covid-19 dari manusia ke manusia dan dua minggu sebelum pandemi diumumkan secara resmi.

"Ini adalah sesuatu yang belum pernah kita lihat sebelumnya, menimbulkan pertanyaan apakah pekerjaan ini mungkin telah dimulai jauh lebih awal," kata Profesor Nikolai Petrovsky, dari Universitas Flinders, kepada The Australian.

Menurut surat kabar itu, Zhou yaitu si ilmuwan yang bekerja dengan para ilmuwan di Institut Virologi Wuhan, termasuk Shi Zhengli yang dijuluki "batwoman [perempuan kelelawar]" karena pekerjaannya untuk virus Covid-19 pada kelelawar.

Namun Zhou secara misterius meninggal kurang dari tiga bulan setelah dia mengajukan paten untuk vaksin tersebut.

Baca Juga: Rezim Komunis China Terancam, Teori Bocornya Covid-19 dari Lab Wuhan Dipermasalahkan

Menurut laporan The New York Post, kematian Zhou pada Mei tahun lalu hanya dilaporkan dalam satu laporan media China, meskipun faktanya dia adalah salah satu ilmuwan terkemuka di negara itu.

Sebelum bekerja untuk PLA, Zhou memiliki ikatan kuat dengan Amerika Serikat dan melakukan penelitian pascadoktoral di Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh.

Kematian misterius Zhou dilaporkan sedang diselidiki oleh penyelidikan baru pemerintah Presiden AS Joe Biden tentang asal-usul pandemi Covid-19.

Teori bahwa pandemi disebabkan oleh kebocoran laboratorium telah menjadi topik arus utama dalam beberapa pekan terakhir meskipun dikecam sebagai teori konspirasi selama satu setengah tahun terakhir.

Baca Juga: China Makin Geram Lawan Kripto, Blokir Semua Akun di Weibo

Itu terjadi setelah sebuah studi mengejutkan yang mengklaim para ilmuwan China menciptakan Covid-19 di laboratorium Wuhan sebelum mengatur penyamaran yang rumit.

Laporan yang ditulis oleh profesor Inggris, Angus Dalgleish, dan ilmuwan Norwegia, Dr Birger Srensen, menuduh bahwa China merekayasa balik versi penyakit tersebut untuk membuatnya tampak seperti bersumber secara alami dari kelelawar.

Penulis makalah vaksin setebal 22 halaman itu mengatakan "SARS-Coronavirus-2" nama teknis untuk virus tersebut tidak memiliki "nenek moyang alami" yang kredibel.

"Tidak diragukan lagi," kata mereka. "Bahwa penyakit itu dihasilkan melalui manipulasi laboratorium," lanjut mereka.

Dan dalam putaran eksplosif, para ilmuwan menyalahkan peneliti laboratorium China yang sama di Wuhan karena berusaha menutupi jejak mereka.

Baca Juga: Xi Jinping Ingin China Perbaiki Citra hingga Bersahabat dengan Negara di Dunia

"Ada penghancuran yang disengaja, penyembunyian atau kontaminasi data di laboratorium China dan ilmuwan China yang ingin berbagi pengetahuan mereka belum dapat melakukannya atau telah menghilang," bunyi laporan para ilmuwan tersebut.

Laporan tentang kejanggalan ini dijadwalkan akan diterbitkan dalam jurnal ilmiah Quarterly Review of Biophysics Discovery, dan pertama kali dilaporkan oleh media Inggris, Daily Mail.

Para pakar selama ini mengakui tidak adanya bukti ilmiah yang penting membuat tidak mungkin untuk mengetahui secara pasti bagaimana virus corona berasal dan kemudian menyebar ke seluruh dunia.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: The Australian

Tags

Terkini

Terpopuler