Kebijakan Indonesia Terhadap Covid-19 di Soroti Media Asing

- 2 Agustus 2020, 17:11 WIB
Ilustrasi corona (Covid-19).
Ilustrasi corona (Covid-19). /- Foto: Pixabay

RINGTIMES BALI - Mewabahnya pandemi virus corona ( Covid-19) di seluruh Indonesia, disaat pemerintah memulai new normal, penyebarannya pun semakin bertambah.

Berbagai cara dilakukan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini

Cara yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi penyebaran virus ini, dengan cara memproduksi berbagai obat dan kalung anti Covid-19 yang beberapa waktu lalu dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI).

Baca Juga: Belasan Motor Terjatuh di Karenakan Terdapat Solar Tumpah di Jalan

Berita ini sebelumnya telah terbit di pikiranrakyat.com dengan judul Media Asing Soroti Kebijakan Indonesia Terkait Covid-19, Sebut Iis Dahlia hingga Kalung Anticorona

Kalung dan obat tradisional yang sempat digaungkan oleh sejumlah pihak dinilai mampu menangkal paparan virus mematikan tersebut.

Namun, tindakan itu ternyata mengundang perhatian salah satu media luar negeri.

Seorang jurnalis, Richard C. Paddock menuliskan bahwa Pemerintah Indonesia mempromosikan beberapa pengobatan virus corona.

Baca Juga: Pemutihan Denda Pajak Kendaraan dan Biaya Balik Nama, Masih Ada Kesempatan dan Begini Caranya

Di antaranya ramuan kayu putih dalam bentuk kalung penangkal Covid-19, menghirup uap dari arak rebus yang sempat disarankan oleh Gubernur Bali hingga meminum alkohol tradisional dari kelapa.

Paddock pun menambahkan bahwa saran tersebut disebarkan oleh influencer dan pakar 'gadungan' yang dinilai akan menyampaikan informasi salah.

Selain itu, ia mengaitkan pula isu mengenai thermal gun yang kerap digunakan untuk mengukur suhu setiap orang diduga dapat menyebabkan kerusakan otak.

Baca Juga: Cucu Raja Pakubowono XII Ditantang Gibran, Pangi: Pesta Demokrasi Memang Harus Ada Kompetisi

Menurut Paddock, Pemerintah Indonesia dianggap semakin terpuruk karena pandemi virus corona yang masih terjadi selama beberapa waktu.

Pada Jumat, 31 Juli 2020 lalu laporan terbaru menyebutkan bahwa lebih dari 108.000 kasus dengan kematian sekitar 5.130 orang akibat virus corona.

Angka tersebut membuat Indonesia memiliki kasus positif Covid-19 yang melampaui Tiongkok sebagai negara pertama penyebaran virus tersebut pada Desember 2019 lalu.

Baca Juga: Kasus Djoko Tjandra Menyeret Para Jendral di Tubuh Polri, Yasonna: Copot dan Pidana Langsung

Paddock juga mengkritik bahwa banyak masyarakat Indonesia yang tak memakai masker jika keluar rumah meski angka penambahan kasus positif Covid-19 terus bertambah.

Juga, mengabaikan jarak sosial dengan berkerumun di toko-toko dan pasar.

Berdasarkan keterangan jurnalis Paddock, Indonesia bukan satu-satunya negara yang kesulitan menanggapi informasi 'salah' atau para pemimpin yang merekomendasikan pengobatan tradisional.

Baca Juga: Mahfud MD Geram, Merasa Dikerjai Mafia Hukum, Pemerintah Akan Seret Habis Komplotan Djoko Tjandra

Seperti Gubernur di Ibu Kota Kenya, Nairobi yang mendorong cognac sebagai obat penangkal virus corona.

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump pun turut mempromosikan hydroxychloroquine sebagai obat Covid-19 meskipun ada bukti medis yang bertentangan.

Paddock menuliskan bahwa Indonesia dengan budaya yang cukup unik akan cukup kesulitan menerapkan rencana yang jelas dan terpadu untuk menghadapi Covid-19.

Baca Juga: Akhirnya The Gunners Juara FA, Mikel Arteta Semua Berbangga Masih Bangga Bersama Arsenal

Menurut keterangannya, keadaan di Tanah Air semakin diperburuk oleh informasi yang 'kacau' terkait virus corona dan seringkali berbahaya.

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo disebut oleh Paddock meremehkan pandemi virus corona dengan menyampaikan pesan beragam.

Ia mengaitkan pernyataan Presiden Joko Widodo pada Maret 2020 lalu saat meminta publik agar tidak panik karena virus corona telah menyerang wilayah Indonesia.

Baca Juga: Pak Dokter Bantai 50 Sopir Taksi, Korbannya dijadikan Makanan Buaya

Paddock menilai bahwa presiden telah cukup lambat menutup bisnis, sekolah dan membatasi perjalanan untuk menekan penyebaran Covid-19.

Dalam tulisannya, jurnalis tersebut sempat menyebutkan pernyataan presiden pada Mei 2020 lalu bahwa Indonesia harus mulai hidup dalam fase new normal namun beberapa saat kemudian mengancam akan memecat menteri dalam kabinet karena tidak berbuat banyak untuk mengendalikan pandemi.

Ia mempertanyakan kembali keputusan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat menyatakan akan memproduksi kalung virus corona yang terbuat dari ramuan kayu putih dan dapat membunuh Covid-19 hingga 80 persen.

Baca Juga: Curahan Hati Ashanty dan Permohonan Maaf Setelah Handle Langsung Proses Pemotongan Hewan Kurban

Paddock sempat menyebut pula saat penyanyi dangdut, Iis Dahlia bertemu dengan Presiden Joko Widodo demi membantu kampanye kesehatan di Indonesia agar masyarakat mau mengikuti berbagai imbauan pemerintah terkait virus corona.

Tindakan lain yang turut dikritik oleh kontributor New York Times tersebut di antaranya keputusan Gubernur Bali yang akan mematenkan obat tradisional untuk penangkal virus corona dan penggunaan niqab bagi para wanita muslim sebagai pengganti masker.

Paddock sendiri telah aktif menulis sejak 2016 lalu dan menjadi kontributor di 50 negara asing yang berasal dari lima benua.

Baca Juga: Dokter Tirta Akui Keberpihakannya, yang Sempat Kontra Dengan Opini Jerinx SID

Ia kerap melaporkan berbagai berita terkait situasi di Asia Tenggara, termasuk Moskow, Jakarta, Singapura dan Bangkok.***(Farida Al-Qodariahlpikiranrakyat.com)

Editor: I Ketut Subiksa

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x