Kaleidoskop 2020: Utang Indonesia Makin Meroket Hingga ADB Berikan Pinjaman $500 Juta

- 27 Desember 2020, 09:47 WIB
Kaleidoskop 2020 menorehkan catatan pahit dalam buku utang Indonesia. Utang Indonesia makin meroket ditambah pinjaman dari ADB $500 Juta
Kaleidoskop 2020 menorehkan catatan pahit dalam buku utang Indonesia. Utang Indonesia makin meroket ditambah pinjaman dari ADB $500 Juta /Pixabay/ TBIT/


RINGTIMES BALI -
 Kaleidoskop 2020 menorehkan catatan pahit dalam buku utang Indonesia. Utang Indonesia makin meroket ditambah pinjaman dari ADB $500 Juta guna meredam anjoknya ekonomi akibat wabah COVID-19 yang merebak dari Wuhan China akhir 2019.

Perekonomian Indonesia tahun 2021 juga dipastikan akan dibayang-bayangi oleh utang Indonesia yang makin menggunung.

Utang-utang baru yang dibentuk pemerintahan Jokowi-Maruf Amin untuk menambal bolong defisit APBN 2020 membuat total utang Pemerintah melonjak

Pada masa pandemi, pemerintah harus menggelontorkan belanja negara yang lebih besar dari pendapatannya. Sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit di atas 3 persen, sesuai Undang-undang Nomor 2 Tahun 2020.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer 2021, Harus Siap dengan Segala Perubahan

Kementerian Keuangan memperkirakan defisit APBN 2020 akan melebar dari target yang telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2020 sebesar Rp1.039, 2 triliun atau 6,34 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Berikut rangkuman kaleidoskop 2020 utang Indonesia hingga ADB berikan pinjaman pada Indonesia yang dilansir dari paman antara News dan berbagai sumber : 

Indonesia masuk daftar 10 Negara dengan utang terbesar di dunia

Bank Dunia merilis International Debt Statistics (IDS) 2021 pada Oktober 2020. Data statistik setebal 194 halaman tersebut merinci utang banyak negara-negara di dunia hingga akhir 2019. Mulai dari besaran total, sumber utang hingga rasio utang.

Berdasarkan data tersebut, 10 besar negara dengan utang terbesar adalah China berada pada posisi pertama dengan total ULN mencapai US$2,1 triliun. Diikuti Brasil US$569,39 miliar, India US$560,03 miliar dan Rusia US$490,72 milar.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 2021, Prediksi Keberuntungan Taurus di Tahun Baru

Setelahnya baru Meksiko US$ 469,72 miliar, Turki US$ 440,78 miliar, dan Indonesia dengan nilai utang US$402,08 miliar. Kemudian Argentina US$279,30 miliar, Afrika Selatan US$188,10 miliar dan Thailand US$180,23 miliar.

Utang Indonesia makin meroket

Bank Indonesia mengumumkan, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia kembali naik pada Oktober 2020 menjadi US$413,4 miliar atau sekitar Rp5.828,94 triliun kurs Rp14.100 per dolar AS. Lebih tinggi dari posisi akhir September 2020 sebesar US$408,5 miliar.

Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Oktober 2020 sebesar 38,8 persen. meningkat dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 38,1 persen.

Sementara itu, Kementerian Keuangan mengumumkan, posisi utang pemerintah per akhir November 2020 sebesar Rp5.910,64 triliun.

Baca Juga: Kilas Catatan Olahraga Sepanjang Tahun 2020

Sebagian besar utang indonesia dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp5.085,04 triliun. Total utang dari pasar SBN domestik Rp3.891,91 triliun dan SBN valuta asing atau valas Rp1.193,12 triliun. Sisanya, berasal dari pinjaman Rp825,59 triliun, terdiri dari pinjaman dalam negeri Rp11,55 triliun dan pinjaman luar negeri Rp814,05 triliun.

Dengan demikian rasio utang indonesia terhadap PDB pada bulan itu sebesar 38,13 persen. Lebih tinggi dari rasio utang pemerintah terhadap PDB pada Januari 2020 yang sebesar Rp4.817,55.

Lembaga pemeringkat Jepang pertahankan rating utang Indonesia

Lembaga pemeringkat Jepang atau Japan Credit Rating Agency (JCR) mempertahankan rating utang Indonesia pada level BBB+/outlook stabil (investment grade) pada 22 Desember 2020.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Jakarta, Selasa, mengatakan keputusan itu mencerminkan terjaganya keyakinan internasional terhadap ketahanan ekonomi RI.

"Pengukuhan rating Indonesia pada peringkat BBB+ dengan outlook stabil mencerminkan terjaganya keyakinan pemangku kepentingan internasional terhadap ketahanan perekonomian Indonesia di tengah pandemi COVID-19 yang secara signifikan menekan perekonomian global," katanya.

Baca Juga: 6 Usaha Paling Laris Sepanjang Waktu, Cocok Buat Inspirasi

Menurut Gubernur BI, pengukuhan itu ditopang oleh kredibilitas kebijakan dan sinergi bauran kebijakan yang kuat antara BI dan Pemerintah.

BI mencermati ada dua faktor utama yang mendukung pengukuhan Sovereign Credit Rating Indonesia atau rating utang RI.

Pertama, upaya Pemerintah untuk mengendalikan dampak pandemi terhadap perekonomian melalui sinergi antara kebijakan fiskal yang ekspansif dengan tetap secara berhati-hati mengelola pembatasan kegiatan ekonomi dan kebijakan BI yang secara agresif namun terukur menyediakan likuiditas bagi perekonomian.

JCR memperkirakan rasio utang Pemerintah terhadap PDB diperkirakan tetap terkendali pada kisaran 40 persen di tengah kebijakan fiskal yang ekspansif tersebut.

Kedua, komitmen Pemerintah untuk menjaga momentum reformasi struktural ekonomi meski di tengah pandemi dengan disahkannya UU Cipta Kerja.

Baca Juga: Daftar Hoaks 2020 Populer dari Isu Covid-19 hingga Politik

JCR sebelumnya meningkatkan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia dari BBB/outlook positif menjadi BBB+/outlook stabil pada 31 Januari 2020.

Utang luar negeri Indonesia capai 413,4 miliar dolar AS per Oktober 2020

Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri Indonesia mencapai 413,4 miliar dolar AS pada akhir Oktober 2020 yang terdiri atas utang pemerintah dan bank sentral sebesar 202,6 miliar dolar AS dan swasta termasuk BUMN sebesar 210,8 miliar dolar AS.

"Utang luar negeri (ULN) Indonesia tumbuh melambat," demikian keterangan Departemen Komunikasi BI di Jakarta, Selasa.

Baca Juga: Gawat, Bermain Ponsel Dapat Sebabkan Tumor dan Bahaya Lainnya Pada Kesehatan Anak

BI mencatat secara tahunan (yoy) pertumbuhan ULN Indonesia menurun 0,5 persen menjadi 3,3 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,8 persen yang disebabkan perlambatan ULN pemerintah.

Pada Oktober 2020, ULN Pemerintah tercatat sebesar 199,8 miliar dolar AS atau tumbuh 0,3 persen (yoy), menurun dibandingkan September 2020 sebesar 1,6 persen.

ADB berikan pinjaman 500 juta dolar AS untuk Indonesia

Asian Development Bank (ADB) telah menyetujui pinjaman berbasis kebijakan senilai 500 juta dolar AS untuk menunjang upaya pemerintah Indonesia dalam memperluas akses keuangan bagi UMKM serta kelompok marjinal.

Spesialis Sektor Keuangan ADB untuk Asia Tenggara Poornima Jayawardana mengatakan pinjaman yang diberikan ini sekaligus untuk meningkatkan inklusi keuangan Indonesia di tengah pandemi COVID-19.

Baca Juga: Jangan Asal Minum, Ini Manfaat Air Kelapa Untuk Atasi Penyakit Diabetes, Jantung dan Batu Ginjal

“Inklusi keuangan berperan penting dalam pemulihan Indonesia dari pandemi. Akses yang lebih setara dan efisien ke produk sedta layanan keuangan dapat memitigasi dampak ekonomi dan sosial dari pandemi,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Program promosi inklusi keuangan yang inovatif akan membantu pemerintah memantau inklusi keuangan lebih baik, meningkatkan infrastruktur pembayaran, serta memperkuat kerangka regulasi bagi layanan keuangan digital, privasi data, perlindungan konsumen, dan literasi keuangan.***

Editor: Putu Diah Anggaraeni

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x