Beredar Berita Indonesia Dilanda Gelombang Panas, Simak Penjelasan BMKG

15 November 2020, 07:50 WIB
Beredar Berita Indonesia Dilanda Gelombang Panas, Simak Penjelasan BMKG /PIXABAY/Geralt Altmann

RINGTIMES BALI - Beberapa hari terakhir cuaca disebagian besar wilayah Indonesia sangat panas.

Hal inipun dikeluhkan masyarakat, bahkan beredar oesan berantai melalui media sosial bahwa gelombang panas kini melanda Indonesia, dengan tingkat suhu pada siang hari mencapai 40 derajat celcius, hingga dianjurkan menghindari minum es atau air dingin.

Hal inipun disikapi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geifisika (BMKG).

Baca Juga: Pertamina Jual Pertalite Harga Khusus di Kabupaten Kota Berikut, Hanya Diberikan untuk Pengguna Ini

“Berita yang beredar ini tentu tidak tepat, karena kondisi suhu panas dan terik saat ini tidak bisa dikatakan sebagai gelombang panas,” kata Kepala BMKG Pusat Prof Dwikorita Karnawati dalam keterangan tertulis, Sabtu, 14 November 2020, seperti dikutip RINGTIMES BALI dari laman RRI.

Dwi menyatakan, gelombang panas dalam ilmu klimatologi didefinisikan sebagai periode cuaca (suhu) panas yang tidak biasa, kerap berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih (sesuai batasan Badan Meteorologi Dunia atau WMO) disertai oleh kelembapan udara yang tinggi.

Untuk dianggap sebagai gelombang panas, suatu lokasi harus mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik, misalnya 5 derajat celcius lebih panas, dari rata-rata klimatologis suhu maksimum, dan setidaknya telah berlangsung dalam lima hari berturut-turut.

Baca Juga: Pulihkan Ekonomi, Khofifah Berondong Warga Banyuwangi dengan Bantuan, dari BLT Hingga KUR Mikro BRI

“Apabila suhu maksimum tersebut terjadi dalam rentang rata-ratanya dan tidak berlangsung lama maka tidak dikatakan sebagai gelombang panas,” kata Dwi.

Kemudian, lanjut Dwi, gelombang panas umumnya terjadi berkaitan dengan berkembanganya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area secara persisten dalam beberapa hari.

Dalam sistem tekanan tinggi tersebut, terjadi pergerakan udara dari atmosfer bagian atas menuju permukaan (subsidensi) sehingga termampatkan dan suhunya  meningkat.

Baca Juga: Sudah Cair, Ini Langkah Mudah Cek BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2 Tahap 2

Pusat tekanan atmosfer tinggi ini menyulitkan aliran udara dari daerah lain masuk ke area tersebut.

“Semakin lama sistem tekanan tinggi ini berkembang di suatu area, semakin meningkat panas di area tersebut, dan semakin sulit awan tumbuh di wilayah tersebut,” kata Dwi.

Diungkapkan, saat ini berdasarkan pantauan BMKG terhadap suhu maksimum di wilayah Indonesia, memang suhu tertinggi siang hari ini mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir.

Baca Juga: Guguran Terus Terjadi, BPPTKG Yogyakarta Jelaskan Kondisi Terkini Gunung Merapi

Tercatat suhu kurang lebih 36C terjadi di Bima, Sabu, dan di Sumbawa pada catatan meteorologis tanggal  12-11-2020. 

Suhu tertinggi pada hari itu tercatat di Bandara Sultan Muhammad Salahudin, Bima yaitu 37.2C.

“Namun catatan suhu ini bukan merupakan penyimpangan besar dari rata-rata iklim suhu maksimum pada wilayah ini, masih berada dalam rentang variabilitasnya di Bulan November,” ujar Dwi.

Baca Juga: Gelar Resepsi Pernikahan Saat Pandemi, Cek Dulu Aturan-Aturan Ini

Menurutnya, suhu maksimum yang meningkat dalam beberapa hari ini setidaknya dapat  disebabkan oleh beberapa hal.

Perihal ini, pada bulan November, kedudukan semu gerak matahari adalah tepat di atas Pulau Jawa dalam perjalannya menuju  posisi 23 lintang selatan setelah meninggalkan ekuator.

Posisi semu Matahari di atas Pulau Jawa akan terjadi 2 kali yaitu di bulan November dan April, sehingga puncak suhu maksimum mulai dari Jawa hingga NTT terjadi di seputar bulan-bulan tersebut.

Baca Juga: Tips Bersepeda Aman untuk Pemula, Mulai dari Pemilihan Sepeda Hingga Rute

Adapun, cuaca cerah juga menyebabkan penyinaran langsung sinar matahari ke permukaan lebih optimal sehingga terjadi pemanasan suhu permukaan.

Sedangkan, cuaca cerah di Jakarta dalam dua hari terakhir berkaitan dengan berkembangnya siklon tropis VAMCO di Laut Cina Selatan yang menarik masa udara dan awan-awan sehinggga menjauhi wilayah Indonesia bagian selatan.

“Akibatnya cuaca cenderung menjadi lebih cerah dalam 2 hari terakhir,” tuntasnya.***

Editor: I GA Putu Yuliani Dewi

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler