RINGTIMES BALI – Sekelompok burung Kuntul mendadak makan sampah di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terpadu di Blang Bintang, Aceh Besar, Aceh pada hari Minggu 11 Oktober 2020.
Kawanan burung Kuntul yang biasa hidup di pesisir dan hutan mangrove Aceg tersebut, tiba-tiba mencari makan di tumpukan sampah TPA tersebut. Hal ini tentu menjadi pertanyaan besar bagi para pakar dan ahli tentang fenomena alam apakah yang akan terjadi.
Burung berkaki panjang dan berleher panjang yang tersebar di seluruh dunia ini, dikenal sebagai burung yang memiliki tingkat kepintaran yang lebih dibandingkan dengan burung-burung yang lainnya.
Baca Juga: Wajib Nonton! Pentingnya Kesehatan Mental dalam Serial ‘Ratched’
Kuntul adalah sebutan untuk burung dari keluarga Ardeidae, burung Cangak dan burung Cowak juga termasuk keluarga Kuntul.
Dalam bahasa melayu, burung dari keluarga Ardeidae dan Ciconiidae ini disebut sebagai burung bangau.
Sementara itu, di Indonesia istilah Bangau hanya digunakan untuk burung dari keluarga Ciconiidae. Spesies seperti Kuntul Kerbau (Bubulcus Ibis) memakan serangga yang lebih besar dan tidak terlalu bergantung pada tanah yang berair.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Tempat Ngopi Enak di Bali, Dijamin Rasa Kopinya Bikin Nagih!
Makanan burung Kuntul berupa ikan, katak dan hewan invertebrate. Sedangkan untuk habitatnya, burung Kuntul lebih menyukai lahan yang basah seperti pantai dan terumbu karang.
Untuk mengklasifikasikan burung kuntul terbilang cukup sulit, hal itu disebabkan karena adanya perbedaan pendapat dalam penegelompokan spesies ke dalam dua genus besar seperti Ardea dan Egretta.
Seorang ilmuwan yang berasal dari Kanada bernama Dr. Louis Lefebvre, pada tahun 2015 mengumumkan bahwa, metode pengukuran IQ berkaitan dengan kebiasaan makan.
Baca Juga: Login eform.bri.co.id/bpum, Cek Penerima BLT UMKM Rp2,4 juta, Syarat agar Lolos Verifikasi di BRI
Berdasarkan metode ini, maka burung Kuntul merupakan salah satu jenis burung yang paling pintar.
Keistimewaan yang dimiliki oleh burung kuntul salah satunya adalah, sewaktu ia terbang maka lehernya akan membentuk seperti huruf “S” dan tidak pernah lurus.
Sehingga sangat berbeda dengan burung Bangau yang berasal dari keluarga Cinconiidae dan Ibis (Threskiornithidae). Yang mana saat ia terbang, akan meluruskan leher dan merentangkan kakinya.***