Dibalik Fakta Sejarah Batik, Motif Kawung pernah di Pakai Raja Majapahit

2 Oktober 2020, 10:15 WIB
Dibalik Fakta Sejarah Batik, Motif Kawung pernah di Pakai Raja Majapahit /RRI.co.id/

RINGTIMES BALI - Selamat Hari Batik Nasional! Hari ini Jumat 2 Oktober 2020 adalah hari Batik Nasional. Menurut fakta sejarah Batik yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad ke-12.

Hal ini dapat dilihat dari fakta sejarah relief Candi Penataran yang memperlihatkan adanya tokoh-tokoh yang menggunakan kain panjang dengan motif Batik.

Sementara untuk sejarah gambar motif-motif Batik yang dipakai dalam ornament-ornamen relief, juga banyak dijumpai di Candi Borobudur yang dibangun abad ke-9.

Baca Juga: Pentingnya Menjaga Keamanan Akun ShopeePay, Simak Caranya

Dikutip dari RINGTIMES BALI dari RRI.co.id, berbagai sumber tertulis menyebutkan bahwa fakta sejarah Batik di Indonesia sering dikaitkan dengan Kerajaan Majapahit dan penyebaran Islam di Pulau Jawa.

Hal ini dibuktikan dengan penemuan arca dalam Candi Ngrimbi dekat Jombang yang menggambarkan sosok Raden Wijaya, raja pertama Majapahit (1294-1309), memakai kain batik bermotif kawung.

Pengembangan Batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan mataram kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.

Baca Juga: Gawat! Usai Donald Trump Bepergian tanpa Masker bersama Asisten nya, Kini Hope Hicks Positif Corona

Meluasnya kesenian Batik menjadi milik rakyat Indonesia dan suku Jawa khususnya setelah akhir abad ke XVIII atau awal abad ke XIX. Pada saat itu Batik yang dihasilkan adalah Batik tulis.

Setelah perang dunia I atau tahun 1920an barulah dikenal Batik cap I yang dimulai dengan masuknya pewarna kimia oleh pedagang-pedagang Cina di Mojokerto.

Besi untuk pola Batik cap banyak diproduksi di daerah Bangil, dan para pengusaha Batik Mojokerto membelinya di pasar Porong, Sidoarjo.

Baca Juga: Kumpulan Quotes dan Ucapan Selamat Hari Batik Nasional 2 Oktober, Cocok Untuk Caption Medsos Kamu

Di Pasar Porong ini juga kain-kain Batik produksi Kedungcangkring dan Jetis Sidoarjo banyak dijual.

Sehingga dari sejarahnya tersebut dapat dilihat perkembangan Batik yang dimulai dari masa Majapahit. Daerah pembatikan sekarang yang dapat dilihat yang berasal dari masa Majapahit adalah Mojokerto yaitu Kwali, Mojosari, Betero dan Sidomulyo.

Bahan pewarna kimia baru dikenal sesudah Perang Dunia I yang dijual oleh pedagang-pedagang Cina di Mojokerto. Dengan masuknya pewarna kimia, Batik cap mulai berkembang.

 Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Tahap 5 Belum Cair, Simak Mungkin Kamu Lewatkan Hal ini

Besi untuk pola Batik cap banyak diproduksi di daerah Bangil, dan para pengusaha Batik Mojokerto membelinya di pasar Porong, Sidoarjo.

Di Pasar Porong ini juga kain-kain Batik produksi Kedungcangkring dan Jetis Sidoarjo banyak dijual.

Sedangkan yang daerah pembatikan yang berasal dari masa penyebaran Islam saat ini terdapat di Ponorogo (batik cap kasar atau batik cap mori biru.

Baca Juga: Gawat! Usai Donald Trump Bepergian tanpa Masker bersama Asisten nya, Kini Hope Hicks Positif Corona

Batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak Batik yang ada di Mojokerto dan Tulung Agung, dan juga menyebar ke daerah Gresik, Surabaya dan Madura.

Sedangkan ke arah barat Batik berkembang di Banyumas, Pekalongan, Tegal dan Cirebon. Selain itu pembatikan juga dikenal di Jakarta dan Sumatera barat. Tetapi yang menjadi sentra industri Batik saat ini tetaplah pulau Jawa.

Motif Batik sendiri sebenarnya yang berkembang sebenarnya merupakan busana bawah, seiring dengan perkembangan fashion Batik menjadi busana atas. Saat ini sudah ribuan motif Batik yang diciptakan.

Baca Juga: 618.588 BLT Subsidi Gaji Tahap 5 Disalurkan, Cek Nama mu di Sini Segera

Data tahun 2015 menyebutkan Indonesia punya 5.849 motif Batik yang telah terdokumentasi melalui situs www.budaya-indonesia-org.***

Editor: Tri Widiyanti

Sumber: RRI.co.id

Tags

Terkini

Terpopuler