Resah Tsunami 20 Meter dan Gempa Bumi Megathrust, Tamu yang Nginap Pulang Lagi

27 September 2020, 16:21 WIB
Resah Tsunami 20 Meter dan Gempa Bumi Megathrust, Tamu yang Nginap Pulang Lagi /Kabar Priangan/Agus Kusnadi/

RINGTIMES BALI - Para pemilik hotel di objek wisata pantai Pangandaran resah usai adanya informasi terkait potensi gempa bumi kuat di zona megathrust bagian selatan pulau Jawa. Akibat gempa bumi ini wilayah Jawa akan digulung tsunami dengan tinggi 20 meter.

Tak hanya pemilik hotel, sejumlah kalangan masyarakat di Kabupaten Pangandaran pun resah akan adanya kabar tsunami dan gempa bumi itu. Khususnya bagi para pelaku usaha wisata.

Para pelaku usaha wisata ini takut akan terjadi penurunan untuk kunjungan wisata ke Pangandaran.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

Salah satu pemilik hotel Mohammad Yusuf di objek wisata pantai Pangandaran mempertanyakan kebenaran informasi jika di perairan laut bagian selatan pulau Jawa akan terjadi gempa bumi berkekuatan besar dan menimbulkan gelombang tsunami dengan ketinggian hingga 20 meter.

"Soalnya tamu yang mau menginap pada pulang lagi setelah mendengar informasi yang ditayangkan melalui media sosial," ujar Yusuf, Minggu, 27 September 2020, sebagaimana dimuat dalam artikel di Pikiran-rakyat.com Resah Tsunami 20 Meter dan Gempa Megathrust, Pemilik Hotel: yang Mau Menginap Pada Pulang Lagi

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Pangandaran Untung Saeful Rachman menanggapi terkait informasi adanya potensi gempa bumi dan tsunami yang tengah beredar saat ini khususnya di kalangan pelaku usaha wisata.

Baca Juga: Pilih Transaksi Digital Selama Masa PSBB, Simak Cara Top Up ShopeePay

Kata Untung, saat ini memang mulai dirasakan terjadinya penurunan kunjungan ke beberapa obyek wisata di Pangandaran ketimbang kunjungan setelah dibukanya objek wisata pada saat diberlakukannya Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) pandemi Covid-19.

"Sebenarnya informasi adanya potensi gempa bumi dan tsunami itu sudah lama beredar," kata Untung.

Hanya saja dirinya menilai, penurunan kunjungan wisata bukan hanya terkait informasi itu saja, juga bersamaan dengan dimulainya kegiatan belajar mengajar tatap muka di sejumlah daerah dan diberlakukan PSBB di Jakarta.

Baca Juga: Potensi Tsunami 20 Meter di Jawa, Tiga Wilayah Dipasang Sistem Peringatan Dini, Banyuwangi Waspada!

"Apalagi pak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan untuk sementara menutup dahulu kunjungan dari luar Jawa Barat kaitan dengan PSBB tadi," ujar Untung.

Jadi dia menegaskan, penurunan kunjungan wisata yang diperkirakan mencapai 20 persen tersebut bukan hanya karena informasi adanya gempa bumi dan tsunami, namun mulai dirasakan sejak dimulainya kegiatan belajar mengajar tatap muka dan diberlakukan PSBB di Jakarta karena adanya peningkatan kasus Covid-19 disana.

Adanya potensi gempa bumi kuat di zona megathrust di selatan Pulau Jawa hasil kajian para ahli kebumian ITB yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature baru-baru ini.

Baca Juga: Geger, Tsunami 20 Meter Diprediksi ITB akan Terjadi di Jabar, Jatim, BMKG Sebut Kemungkinan Terburuk

"Diharapkan dapat mendorong kita semua untuk lebih memperhatikan upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami," ujar Kepala Stasiun Geologi BMKG Bandung Toni Agus Wijaya melalui pesan WhatsAppnya, Minggu, 27 September 2020.

Toni mengatakan, melalui rilisnya yang disampaikan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi Dan Tsunami BMKG Dr. Daryono di Jakarta pada 25 September 2020 lalu, perlu ada upaya serius dari berbagai pihak untuk mendukung dan memperkuat penerapan building code dalam membangun infrastruktur.

Masyarakat juga diharapkan terus meningkatkan kemampuannya dalam memahami cara selamat saat terjadi gempa bumi dan tsunami.

Baca Juga: Cek, Daftar Wilayah di Indonesia yang Berpotensi Terjadi Tsunami, Apakah Daerahmu

Lanjut Toni, BMKG dalam hal ini mengapresiasi hasil tersebut. Skenario model yang dihasilkan merupakan gambaran terburuk (worst case), dan ini dapat dijadikan acuan kita dalam upaya mitigasi guna mengurangi risiko bencana gempa bumi dan tsunami.

"Kita akui, informasi potensi gempa bumi kuat di zona megathrust memang rentan memicu keresahan akibat salah pengertian (misleading). Masyarakat ternyata lebih tertarik membahas kemungkin dampak buruknya daripada pesan mitigasi yang mestinya harus dilakukan," ujarnya.

Kata Toni, informasi potensi gempa bumi kuat selatan Jawa saat ini bergulir cepat menjadi berita yang sangat menarik. Masyarakat awam pun menduga seolah dalam waktu dekat di selatan Pulau Jawa akan terjadi gempa bumi dahsyat, padahal tidak demikian.

Baca Juga: Gempabumi Tektonik M 6,1 di Laut Jawa Tidak Berpotensi Tsunami

Meskipun kajian ilmiah mampu menentukan potensi magnitudo maksimum gempa bumi megathrust dan skenario terburuk, akan tetapi hingga saat ini teknologi belum mampu memprediksi dengan tepat dan akurat kapan dan dimana gempa bumi akan terjadi.

"Maka dalam ketidakpastian kapan terjadinya, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah kongkrit untuk meminimalkan risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa," papar Toni.

Dirinya berharap, informasi hasil kajian ini hendaknya tidak mempertajam kecemasan dan kekhawatiran masyarakat. Tetapi harus segera direspon dengan upaya mitigasi yang nyata.

Baca Juga: Waspada! Jabar dan Jatim Berpotensi Terjadi Tsunami dengan Tinggi 20 M, Ini Penjelasannya

Apakah dengan meningkatkan kegiatan sosialisasi mitigasi, latihan evakuasi (drill), menata dan memasang rambu evakuasi, menyiapkan tempat evakuasi sementara, membangun bangunan rumah tahan gempa bumi, menata tata ruang pantai berbasis risiko tsunami, serta meningkatkan performa sistem peringatan dini tsunami.***(Agus Kusnadi/Kabar Priangan)

Editor: Tri Widiyanti

Sumber: Kabar Priangan Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler