Tinder, Aplikasi Pencarian Jodoh, Awal Mula Pembunuhan Kalibata City

18 September 2020, 18:29 WIB
Tinder, Aplikasi Pencarian Jodoh, Awal Mula Pembunuhan Kalibata City /Dok. Tinder via TechCrunch/

RINGTIMES BALI - Mencuatnya kasus Mutilasi di Kalibata City kembali menaikkan rating pencarian aplikasi Tinder. Bagi anda yang belum tahu, Tinder adalah aplikasi yang biasa digunakan untuk mencari jodoh.

Tinder adalah aplikasi layanan pencarian sosial berbasis lokasi menggunakan profil dari Facebook dan layanan fitur GPS di ponsel) yang memfasilitasi komunikasi antara pengguna yang saling tertarik, yang memungkinkan kecocokkan (match) pengguna untuk mengobrol.
Aplikasi ini biasanya digunakan sebagai layanan kencan, dan telah bercabang untuk memberikan layanan yang lebih, sehingga lebih umum dikategorikan sebagai aplikasi sosial media.

Awalnya diinkubasi di dalam Palka Labs, aplikasi ini diluncurkan pada tahun 2012, dan pada tahun 2014 terdaftar sekitar satu miliar "gesekan" per hari.

Baca Juga: Hati-hati, Pembunuhan karena Tinder di Kalibata City Bukan yang Pertama

Tinder merupakan aplikasi pertama yang "menggesekkan aplikasi", di mana pengguna menggunakan gesekkan gerakan untuk memilih antara foto-foto dari pengguna lain: menggesekkan kanan bagi yang berpotensi kecocokkan yang baik dan menggesekkan kiri pada foto untuk pindah ke yang berikutnya.

Menggunakan Facebook, Tinder mampu membangun profil pengguna dengan foto yang telah diunggah. Informasi dasar dikumpulkan dan grafik sosial pengguna 'dianalisis. Kandidat yang paling mungkin untuk kompatibel berdasarkan lokasi geografis, jumlah teman bersama, dan kepentingan umum kemudian dialirkan ke dalam daftar kecocokkan. Aplikasi digunakan pada 196 negara.

Tinder menawarkan fitur selektif "Swipe Right" untuk menyukai dan "Swipe Left" jika tidak suka, yang dapat digunakan untuk menentukan sendiri pilihan pasangan yang sesuai.

Baca Juga: Kamu Perlu Tahu, Ternyata Setan Tidak Bisa Menembus Pintu atau Tembok, Ini Penjelasannya

Jika "Match" atau seseorang juga menyukai (Swipe Right), maka secara otomatis dapat menggunakan fitur chatting atau percakapan untuk memulai berkenalan satu sama lain.

Selain dengan Swipe, pengguna juga bisa mengandalkan fitur Super Like yang memungkinkan si penerima mendapatkan notifikasi khusus mengenai akunnya.

Jadi dengan fitur ini biasanya profil pengguna akan muncul di tampilan akun penerima dengan notifikasi "Super Like" yang langsung bisa direspons.

Baca Juga: Terencana dengan Rapi, Begini Kronologis Pembunuhan Brutal di Kalibata City

Tinder sendiri menawarkan beberapa paket yang bisa dipilih yakni Tinder Plus dan Tinder Gold. Keduanya merupakan layanan berlangganan yang menawarkan ke fitur premium.

Meski dimiliki oleh perusahaan besar, tapi tidak menutup kemungkinan aplikasi ini bisa saja disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Mulai dari pencurian data, penipuan, penculikan, pemerkosaan hingga pembunuhan bisa saja terjadi berkat perkenalan secara online seperti menggunakan aplikasi kencan ini.

Baca Juga: Masker Scuba dan Buff Dilarang Keras Pakai di Indonesia, 3 Masker Ini Diklaim Ampuh Lawan Covid-19

Oleh karenanya, para pengguna dihimbau untuk selalu berhati-hati dalam berkenalan hingga melakukan pertemuan dengan orang baru yang dikenal melalui jejaring sosial.***



Editor: I GA Putu Yuliani Dewi

Sumber: Berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler