Kronologi Terjadinya Referendum Timor Timur 30 Agustus 1999

30 Agustus 2020, 07:18 WIB
BJ Habibie /dok

RINGTIMES BALI - Referendum kemerdekaan diadakan di Timor Timur pada 30 Agustus 1999. Asal usul referendum bersamaan dengan permintaan yang dibuat oleh Presiden Indonesia, B.J. Habibie ke Sekretaris Jenderal PBB, Kofi Annan pada 27 Januari 1999.

Bagi PBB untuk mengadakan referendum, di mana provinsi di Indonesia akan diberikan pilihan lebih besar otonomi dalam Indonesia atau merdeka.

pada Januari 1999 Habibie mengumumkan ‘pilihan kedua’ bagi Timtim untuk memilih antara otonomi daerah atau kemerdekaan.

Baca Juga: Mengenang Peristiwa 30 Agustus 2007, Soeharto VS Time Inca

Habibie meminta Sekjen PBB saat itu, Kofi Anan, untuk menjembatani Indonesia dan Portugal soal Timtim.

Pada tanggal 5 Mei 1999, pembicaraan ini menghasilkan “Persetujuan antara Republik Indonesia dan Republik Portugis tentang Masalah Timor Timur” yang menjabarkan rincian dari referendum yang diminta.

Referendum harus diadakan untuk menentukan apakah Timor Timur akan tetap menjadi bagian dari Indonesia, sebagai Daerah Otonomi Khusus, atau terpisah dari Indonesia.

Baca Juga: Peristiwa Hari Ini: Ditemukannya Satelit Enceladus

pada 5 Mei 1999, dicapai kesepakatan antara Indonesia dan Portugal untuk membuat perjanjian referendum di Timtim.
Perjanjian ini dikenal sebagai New York Agreement.

PBB membentuk misi United Nations Mission in East Timor (UNAMET) untuk meredam semua konflik di daerah tersebut sebelum berujung pada referendum untuk menentukan nasib Timor Timur di masa depan.

Tepat pada 30 Agustus 1999, referendum yang difasilitasi PBB digelar. Menurut harian Kompas terbitan 30 Agustus 1999, Presiden BJ Habibie mengajak warga Timtim memberikan suara dalam referendum itu.

Baca Juga: Peristiwa Hari ini 27 Agustus Tergelincirnya Pesawat Sriwijaya Air Hingga Serangan di Batavia

Tercatat sebanyak 438.513 warga Timor Timur memiliki hak untuk memberikan suaranya termasuk 13.279 orang yang memberikan suara di daerah antara lain Jakarta, Yogyakarta, dan ibu kota Portugal Lisbon.

Untuk kepentingan pemungutan suara, UNAMET menyediakan 850 lokasi tempat pemungutan suara.

Setelah dihitung, sebanyak 78,50 persen rakyat Timor Timur menginginkan pemisahan negeri itu dari Indonesia.

Baca Juga: Peristiwa Hari Ini 23 Agustus Awal dari Konferensi Meja Bundar

Pada Oktober 1999, secara resmi bendera Merah Putih tidak lagi berkibar di Timor Timur menyusul pengembalian kedaulatan Timtim dari Indonesia kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).***

Editor: Triwidiyanti Prasetiyo

Tags

Terkini

Terpopuler