Ini Pesan Terakhir Mia Wadu, Pramugari Korban Jatuhnya Sriwijaya Air asal Denpasar

11 Januari 2021, 11:45 WIB
Ini Pesan Terakhir Mia Wadu, Pramugari Korban Jatuhnya Sriwijaya Air asal Denpasar. /Andre/

RINGTIMES BALI - Pramugari asal Denpasar menjadi korban tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 pada Sabtu 9 Januari. Adalah Mia Tresetyani Wadu usia 23 tahun, gadis asal Sabu, NTT namun berdomisili di Denpasar, Bali.

Berdasarkan penelusuran ringtimesbali.com dari media sosial instagram pribadinya @mia_tresetyani akun ini bersifat pribadi. Namun masih bisa dilihat postingan status di laman dashboard Instagram pramugari berdarah NTT-Bali yang menjadi korban jatuhya pesawat Sriwijaya Air ini.

Ia menulis status di profilnya itu 'Apapun yang terjadi di langit itu adalah kehendak Allah'. Sebagai pramugari, Mia Wadu biasa disapa ini sepertinya paham betul resiko pekerjaannya.

Baca Juga: Tragis Pengantin Baru Jadi Korban Sriwijaya Air, Ini Senyum Terakhir Almarhum

Sebagaimana diketahui pramugari Sriwijaya Air ini bekerja di atas pesawat dan pergi menuju ke satu tempat melalui udara. Resiko kematian pun menanti pastinya jika tidak di darat pasti di laut. Tidak ada yang tau kapan maut akan menjemput.

Namun berdasarkan pada postingannya itu, Mia pasti paham bahwa tidak ada kehidupan yang abadi. Sosok Mia sendiri berdasarkan pantauan di akun faceboknya @Tresetyani Mia pernah menghabiskan masa sekolahnya di SMP Negeri 9, Denpasar dan alumni SMAN 6 Denpasar.

Tidak banyak informasi di laman facebooknya terakhir ia memposting foto pada 19 Juni 2020 lalu. Selama di Denpasar Mia Wadu tinggal di Jalan Tukad Gangga, Gang Tirta Gangga, Renon Denpasar.

Baca Juga: Pramugari Sriwijaya Air asal Denpasar Ikut dalam Pesawat SJ182, Keluarga Gelar Doa Bersama

Ayahnya bernama Zet Wadu. Menurut Ketua I Paguyuban Sabu Raijua NTT, Jhoni Lay Mia sempat menelpon ayahnya dan minta untuk membersihkan rumahnya.

Menurutnya, Mia hendak pulang lantaran ia mendapatkan cuti. "Ia sudah mau pulang pas Natal tapi tidak jadi, karena tidak bisa dia pesan sama orang tuanya untuk bersihkan rumah, ia akan datang sama temannya," ucapnya saat dihubungi ringtimesbali.com, Senin 11 Januari.

Orang tua Mia Wadu, Pramugari korban jatuhnya Sriwijaya Air.

Jhoni menerangkan, Mia Wadu merupakan anak kedua dari dua bersaudara, ia lahir dan besar di Denpasar ayahnya bernama Zet Wadu asli Sabu, NTT sementara ibunya bernama Ni Luh asal Singaraja.

Baca Juga: Sriwijaya Air Hilang Kontak, Beredar Video dan Foto Penemuan Serpihannya di Kepulauan Seribu

Selain berpesan kepada orang tuanya untuk merenovasi rumah, Mia juga kerap menghubungi orang tuanya jika hendak take off atau landing saat bertugas.

"Waktu terakhir kejadian itu ia hanya bilang 'saya mau tugas' itu tidak biasa, dan biasanya kalau Minggu ia cari gereja untuk menyembah Tuhan," ungkapnya.

Sebagaimana diberitakan, Pesawat Sriwijaya Air hilang kontak pada Sabtu 9 Januari 2021 pukul 14.00 WIB. Pesawat itu bermanifest 62 penumpang terdiri dari 50 orang dewasa ini terdiri dari 7 anak dan 3 bayi serta crew berjumlah 12 orang.

Baca Juga: Lokasi Black Box Pesawat Sriwijaya SJ 182 Sudah Ditandai, Tunggu Pengangkatan

Sriwijaya Air SJY-182 jatuh di antara Pulau Laki dan Pulang Lancang, Kepulauan Seribu, hal ini diungkap oleh Manajer Branch Communication and Legal Bandara Soekarno-Hatta, Haerul Anwar.

Kronologi menyebutkan, pesawat tinggal landas dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 14.36 WIB, jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB, penundaan disebabkan karena faktor cuaca, dikutip dari Antaranews, Senin, 11 Januari 2021.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Antara ringtimes bali

Tags

Terkini

Terpopuler