RINGTIMES BALI - Dibalik dari kemerdekaan Indonesia dari tangan Belanda tentunya ada teknologi pesawat jet tempur yang ikut mendukung.
Teknologi pesawat jet tempur itulah yang digunakan untuk melawan Belanda pada masa itu, kala Presiden Soekarno menyatakan perang terbuka.
Angkatan Udara Indonesia pada masa penjajahan, hanya memiliki 49 MiG-21, Fresco, P-51 Mustang, Il-28 Beagle, B-25 Mitchell, B-26 Invader, C-47 Dakota hingga C-130 Hercules.
Baca Juga: PLA dan AS Tingkatkan Kekuatan, Prediksi Tabrakan Kapal Selam Nuklir Laut China Selatan Meningkat
Dilansir dari situs resmi TNI Angkatan Udara, tni-au.mil.id, pada awal tahun 1960, unsur kekuatan 'seadanya' disiagakan untuk melawan Belanda.
Tentunya Belanda tidak takut, karena teknologi modern yang mereka miliki, sehingga memungkinkan Indonesia kalah telak pada masa itu.
Kemudian pesawat intai milik Angkatan Udara Amerika Serikat yakni U-2 Dragon Lady dan beberap pesawat jet tempur dan pesawat pengebom terbang di ketinggian 70.000 kaki di atas Madiun.
Baca Juga: Pesawat Mata-mata AS di Atas Laut China Selatan, Pengamat Sebut Periksa Ledakan Nuklir
Kala itu, Pilot dan kru melihat deretan jet tempur dan pembom yang diyakiniadalah pembom Tu-16 Badger dan MiG-21F Fishbed C (nama yang diberikan NATO).
Pesawat pembom Tu-16 Badger dan MiG-21F Fishbed C jet tempur adalah penghadang (intercept) paling ditakuti barat kala itu.
Sebelumnya, intelijen AS telah mengendus kedatangan MIG 21 di Indonesia yang kemudian disampaikan Amerika kepada Belanda.
Baca Juga: China Sebut Laporan Inteljen AS Soal Asal Usul Covid-19 Tak Ilmiah
“Percuma melawan Indonesia, mereka punya ini.” yang dikutip dari laman TNI AU, isi dari laporan intel AS kepada pihak Belanda sambil menyodorkan foto hasil jepretan pesawat U-2.
Amerika sebenarnya masih gamang kala itu, mengingat F-4E Phantom yang baru dimodifikasi, mereka masih ragu untuk diadu berlaga melawan MIG 21.
MIG 21 merupakan ancaman terbesar terhadap pesawat tempur AS, sampai membuat AL AS mendirikan sekolah elit tempur Top Gun.
***