RINGTIMES BALI - Orang hamil perlu memutuskan soal suntikan vaksin covid-19 dan melindungi diri dari potensi hal yang mengancam nyawa, atau menunggu hingga data vaksin sudah layak dengan data yang mendukung.
Saat vaksin covid-19 diluncurkan, orang hamil dirujuk untuk melihat riwayat medis dan faktor risiko pribadi yang menentukan apakah mereka siap untuk mendapatkan vaksin.
Beberapa jenis vaksin masih belum di uji klinis sehingga hanya mendapatkan sedikit data keamanan yang dapat digunakan.
Pilihan yang sebenarnya terjadi adalah suntik vaksin agar tidak tertular virus corona dan mengurangi risiko kehamilan akibat suntikan vaksin, atau tertular covid-19.
Baca Juga: Positif Covid-19, Bupati Sleman: Vaksin Bukan Obat
Faktanya di Amerika, risiko keseluruhan orang hamil yang tertular virus corona harus dirawat di Unit Perawatan Intensif (ICU) atau menerima ventilasi mekanis.
Dilansir dari Healthline.com, 4,2 juta orang Amerika yang sudah menerima dosis pertama vaksin covid-19, ada petugas kesehatan hamil yang merasa risiko pribadi mereka tertular corona lebih besar daripada risiko yang disebabkan oleh suntikan vaksin yang secara luas bagi orang hamil dianggap aman.
“Diantara dua pilihan, vaksinasi atau tertular COVID, wanita harus membuat pilihan yang sesuai dengan nilai mereka sendiri dan lingkungan merek bekerja dan hidup,” Menurut Dr. Lauren Demosthenes, seorang OB-GYN dan direktur medis senior Babyscript
Baca Juga: Cek Fakta, Vaksin Mengandung Chip di Dalamnya, Begini Kata Satgas Covid-19
Orang hamil tidak diikutsertakan dalam percobaan vaksin, sehingga data tentang bagaimana orang hamil menanggapi vaksin masih terbatas.