RINGTIMES BALI - Penguncian yang dilakukannya selama dua bulan akibat virus Corona dalam sebagian wilayah di Afrika Selatan akan dibuka
Masyarakat akan dibiarkan membiarkan untuk bekerja di luar, beribadah, berolahraga, berbelanja, dan memungkinkan untuk mengoperasikan kembali tambang dan pabrik dengan kapasitas penuh.
Pengembalian akitivitas seperti semula ini untuk menghidupkan kembali perekonomian yang redup akibat pandemi dan penguncian.
Baca Juga: NASA: Munculnya Flare Matahari Sebagai Tanda Akhir Siklus Saat Ini
Artikel ini sebelumnya telah tayang di www.pikiran-rakyat.com dengan judul Afrika Selatan Buka Penguncian, Kasus COVID-19 Diprediksi akan Melonjak hingga 30.000 Orang
Presiden Cyril Ramaphosa telah dipuji akibat tindakannya melakukan penguncian yang paling ketat di dunia pada akhir Maret.
Ia membatasi orang-orang untuk berkunjung ke rumah kerabat, memaksa penambangan dan produsen untuk memotong pengoperasian dan melarang penjualan alkohol dan rokok.
Akan tetapi, langkah-langkah tersebut telah menghancurkan perekonomian negara industri di Afrika.
Baca Juga: Simak Faktanya, Foto Kaesang Putra Presiden Pakai Kaos Logo Palu Arit
Bank sentral pun diharapakan untuk berkontribusi sebesar 7 persen pada tahun ini.
Pemerintah berharap langkah pada pengunciang 'level tiga' akan memecah bisnis.
Hal ini akan meningkatkan jumlah kasus infeksi pada akhir pekan dan diperkirakan akan melonjak hingga 30.000 orang.