Meng, menambahkan bahwa sekolah itu terletak di dataran rendah dan genangan air yang terus-menerus terbentuk di jalan, menyebabkan kakinya selalu basah kuyup.
"Air yang dalam membuat sangat sulit untuk menyeberang jalan. Air akan tumpah melewati tangga tempat anak-anak sekolah berdiri, menunggu orang tua mereka seperti burung kecil. Mereka tampak sengsara. Kaki anak saya memutih karena terendam air," ujar Meng.
Baca Juga: Dokumen Rahasia Bongkar Rencana China untuk Mulai Perang Dunia III dengan Virus Covid-19
Meng, tidak pernah memberitahu anaknya bahwa dia telah membayar, untuk pembangunan jembatan baru, karena dia tidak ingin anaknya membual tentang hal itu dengan anak-anak sekolah yang lain.
Harapan satu-satunya adalah kontribusinya akan membantu anak-anak dan staf pengajar, tetap aman dan memungkinkan untuk anak-anak tetap mendapatkan pendidikan.
"Saya hanya melakukan apa yang bisa saya lakukan. Anda tidak membawa uang setelah meninggal dan saya tidak perlu meninggalkan terlalu banyak uang untuk anak saya," ujar Meng.
Baca Juga: Roket China Diprediksi Jatuh ke Bumi Hari Ini, Masyarakat Indonesia Khawatir
Meng, selaku pembuat jembatan tersebut, mengungkapkan bahwa jembatan itu akan dinamakan jembatan kebijaksanaan.
“Saya akan menamai jembatan itu 'Jembatan Kebijaksanaan.' Siswa yang menyeberangi jembatan bisa menjadi lebih bijak dan bijak," ujarnya.***