Ratusan Lansia di Jepang Meninggal Dunia Karena Kesepian

- 11 April 2021, 10:53 WIB
Ratusan lansia di Jepang meninggal dunia karena kesepaian.
Ratusan lansia di Jepang meninggal dunia karena kesepaian. /PIXABAY/cegoh

RINGTIMES BALI – Sejumlah 538 orang lanjut usia (lansia) di Tokyo dan Osaka ditemukan meninggal dunia di rumah mereka pada tahun 2019.

Sekitar 30 persen kasus kematian ditemukan di Osaka. Pemerintah Jepang memutuskan bila hal seperti ini telah terjadi di penjuru negeri karena diyakini karena masyarakat Jepang mengalami penuaan lebih cepat.

Dilansir Ringtimesbali.com dari situs Mainichi, para ahli meminta untuk meningkatkan langkah-langkah dukungan oleh pemerintah pusat dan daerah.

Baca Juga: Pria di Jepang Ditangkap Karena Mencuri Sepatu Gadis lalu Menggantinya dengan yang Baru

Baca Juga: Kisah Nenek Kaya di Thailand Mengaku Menikahi 14 Pria Muda

Dilaporkan bila di kota-kota besar Jepang, termasuk 23 bangsal Tokyo dan Kota Osaka memiliki sistem pemeriksa medis, dimana dokter spesialis memeriksa jenazah untuk mencari tahu penyebab kematian.

Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi warga lanjut usia yang terisolasi sedang diselidiki agar sistem tersebut dapat diterapkan di fasilitas kesejahteraan.

Kantor pemeriksa medis, mengklasifikasikan kematian bila seseorang dalam kasus dimana jenazah tidak ditemukan selama empat hari atau lebih meskipun mereka tinggal dengan orang lain sebagai "kematian kesepian saat tinggal bersama orang lain”.

Baca Juga: Pangeran Charles Mewarisi Gelar Duke of Edinburgh Usai Meninggalnya Pangeran Philip

Baca Juga: Pangeran Philip Meninggal Dunia, Joe Biden dan Sergio Mattarella Ucapkan Duka

Kantor tersebut menganalisis kasus-kasus yang dilaporkan pada tahun 2018 untuk pertama kalinya termasuk penyebab kematiannya dan menerbitkan temuan tersebut di jurnal akademik kesehatan masyarakat masyarakat wilayah Kinki pada Juni 2020.

Pihak Mainichi meminta agar kantornya melakukan penelitian tentang kasus-kasus yang dilaporkan selama tiga tahun hingga 2019.

Selain itu, mereka juga meminta kepada kantor pemeriksa medis Tokyo untuk mengelola 23 bangsal dalam menyelidiki kasus-kasus di bawah kondisi yang sama seperti Osaka.

Kasus kematian kesepian telah merenggut total 90 orang, dimana 8 pria dan 32 wanita telah meninggal di Osaka.

Baca Juga: Pria di Filipina Meninggal Usai Dihukum Polisi Melakukan 300 Kali Squat

Alasan paling umum mengapa penemuan jenazah ditunda di antara kasus-kasus ini adalah karena anggota keluarga yang tinggal bersamanya menderita demensia.

Seperti yang dilaporkan dalam 28 kasus. Yang lainnya karena anggota keluarga yang mengurung diri atau terbaring di tempat tidur.

Sementara itu di 23 distrik di Tokyo, totalnya menja terdapat 448 orang menjadi korban, dimana 286 laki-laki dan 162 perempuan yang terbagi menjadi 133 orang pada 2017, 163 pada 2018 dan 152 pada 2019.

Sementara kasus serupa telah dilaporkan di seluruh Jepang, tidak ada penelitian dalam skala nasional, dan rincian situasi sebenarnya masih belum jelas.

"Ketika orang tinggal bersama, mereka cenderung berada di luar subjek untuk diawasi (oleh pihak berwenang). Kasus orang menjadi terisolasi tanpa diketahui oleh orang lain kemungkinan akan meningkat karena komunitas menjadi kurang terhubung karena masyarakat yang menua dan keluarga inti,” ujar salah satu seorang pejabat dari Menteri Kesehatan Jepang.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Mainichi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x