Korban Kebakaran Rohingya Bertemu Sang Suami Setelah Dianggap Meninggal, Beberapa Orang Masih Hilang

- 24 Maret 2021, 21:20 WIB
kebakaran tenda pengungsian Rohingya di Cox'z Bazar, Bangladesh
kebakaran tenda pengungsian Rohingya di Cox'z Bazar, Bangladesh /Twitter.com/@UNHCR_BGD

Baca Juga: Jelang Pernikahan Nama Atta dan Aurel Belum Masuk di KUA Sawah Besar, 'Kita Keep Dulu, Nanti Juga Tahu'

Ayesha dan suaminya hanya bisa duduk di atas terpal selama lembaga bantuan mendirikan tenda di tempat tenda mereka sebelumnya yang terbakar. Terdapat pula sisa-sisa pipa besi dan dinding pembatas tenda rumah sakit yang dibangun atas dukungan Turki.

Disisi lainnya, terdapat seorang pengungsi lainnya yang berusia 10 tahun, Mohammed Bokheri sedang mencoba mengambil beberapa buku sekolahnya yang sudah setengah terbakar dari dalam rumahnya.

“Saya sangat sedih, semua buku saya rusak,” kata Mohammed.

Diketahui sekitar 1 juta pengungsi Rohingya yang sebelumnya melarikan diri dari Myanmar merasa hanya memiliki sedikit harapan untuk bisa kembali ke sana, lantaran mereka telah ditolak kewarganegaraannya dan mendapat penganiayaan dari beberapa masyarakat Myanmar yang sebagian penduduknya beragama Budha.

Badan pengungsi PBB dan UNHCR, mengatakan bahwa beberapa anak masih belum bertemu dengan orang tua mereka, bahkan tak sedikit juga orang-orang yang mengalami trauma saat mereka melarikan diri akibat serangan bagi pemberontak Rohingya yang dilancarkan militer Myanmar pada 2017.

“Ini adalah situasi yang sangat sulit dan hati kami tertuju pada ribuan pengungsi yang pernah mengalami bencana lain,” kata Pejabat UNHCR, Ita Schuette dalam video yang dilansir Ringtimesbali.com dari akun Twitter @UNHCR_BGD

Diketahui bahwa Bangladesh telah memindahkan sekitar 13.000 pengungsi Rohingya ke pulau Bhasan Char sejak Desember.

Hal ini dilakukan lantaran padatnya tenda-tenda pengungsi Rohingya. Namun, tindakan Bangladesh penolakan dari banyak orang Rohingya.

Salah satunya yaitu dari kelompok bantuan yang mengatakan bahwa pulau tersebut rawan banjir dan memiliki dataran rendah, serta berisiko dilanda badai.

Halaman:

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x