Network
RINGTIMES BALI – Pemerintah Korea Selatan melalui Perdana Menteri Chung Sye-kyun tengah gencar memberikan pasokan vaksin COVID-19 bagi Korea Utara.
Hal tersebut didasari atas upaya untuk membangun hubungan antar-Korea menjadi terbuka, akibat kegagalan Amerika Serikat dengan Korea Utara terkait kesepakatan nuklir pada KTT Hanoi Februari 2019.
Berbagai cara telah diupayakan oleh Korsel untuk mengajak Kim Jong-un berdialog guna mempertahankan kedamaian antar-Korea.
Baca Juga: Usai Divaksin Corona, 48 Orang Meninggal di Korsel, Ini Faktanya
Pemerintahan Moon Jae-in hal tersebut dapat diwujudkan melalui memberikan bantuan vaksin.
Hal itu diungkap oleh Perdana Menteri Korea, Chung Sye-kyun yang dikutip ringtimesbali.com dari situs Korean Times.
"Pemerintah Korea Selatan telah menetapkan targetnya untuk menginokulasi 70 persen populasi pada September dan mencapai kekebalan imunitas kelompok pada November,” ucapnya.
Chung pun menjelaskan, saat ini Korea Selatan masih memiliki vaksin tambahan dan akan tetap memberikannya kepada Korea Utara.
Ia menambahkan akan tetap memberikan vaksin tersebut, meskipun Korea selatan kesulitan mendapatkan vaksin.
Baca Juga: Korsel Minta Para Dokter Hentikan Aksi Mogok, Virus Aktif Corona Baru Meningkat
Namun, hingga saat ini belum ada konsultasi lebih lanjut antara pemerintahan Korea Utara terkait hal tersebut.
November lalu, Lee In-young, Menteri Unifikasi sempat memberikan tawaran tersebut kepada pemerintah Korea Utara.
Namun, Korea Selatan terlihat enggan untuk menanggapi tawaran tersebut. Lantaran Korea Selatan mengklaim tidak memiliki kasus infeksi virus COVID-19 lagi, karena telah lebih dulu menutup perbatasan.
Baca Juga: Fakta Lagu BTS Spring Day yang Muncul di Teaser Drama Korea Terbaru Sisyphus The Myth
Disisi lain, Korea Utara dilaporkan telah mengirimkan permohonan untuk mengamankan pasokan vaksin dari Gavi, aliansi vaksin internasional.
Selain itu, China yang notabe memiliki perusahaan pengembang vaksin, sewaktu-waktu dapat memberikan vaksin kepada sekutu sehingga membuat rencana Korea Selatan untuk melakukan dialog terancam gagal.***
