Serangan Udara Israel Tewaskan 16 Pejuang Pro Iran, Usai Bahrain Tolak Kesepakatan UEA

4 September 2020, 06:01 WIB
Ilustrasi Pesawat Tempur Israel /

RINGTIMES BALI - 16 pejuang pro Iran tewas dalam dugaan serangan udara yang dilakukan Israel di Suriah timur pada Kamis 3 September 2020, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

Peristiwa ini berlangsung beberapa jam setelah Damaskus mengatakan pihaknya mencegat rudal ‘Israel ‘yang ditembakkan ke pangkalan udara pusat.

"Mereka yang tewas adalah pejuang paramiliter Irak yang setia kepada Iran, tujuh di antaranya tewas di luar kota Mayadeen,” kata Rami Abdul Rahman, kepala Observatorium yang berbasis di Inggris.

Baca Juga: Mengejutkan, Israel Tunda 'Caplok' Tanah Palestina Tepi Barat Berkat AS, 'Tikam dari Belakang'

Dilaporkan, sembilan orang lainnya tewas dalam serangan di selatan kota Albu Kamal, di perbatasan Irak lebih jauh ke timur.

"Israel kemungkinan bertanggung jawab atas serangan itu, yang jika dikonfirmasi, akan menandai serangan kedua dalam waktu kurang dari 24 jam dan yang ketiga minggu ini," ucap Abdul Rahman.

Rabu malam 2 September 2020, pertahanan udara Suriah mencegat rudal yang ditembakkan oleh jet tempur ‘Israel’ di pangkalan udara T4 di Suriah tengah, media rezim melaporkan.

Baca Juga: Jet Tempur Israel Bombardir Situs Hamas, Jalur Gaza Mencekam

“Pertahanan udara kami mencegat sebagian besar dari mereka,” katanya, seraya menambahkan serangan itu hanya menyebabkan kerusakan material.

Pada hari Senin 31 Agustus, serangan ‘Israel’ menewaskan satu warga sipil, tiga tentara pemerintah dan tujuh pejuang asing sekutu, kata Observatorium.

Serangan Senin 31 Agustus menghantam posisi tentara Suriah di selatan Damaskus dan fasilitas yang digunakan oleh paramiliter yang didukung Iran, termasuk pejuang Hizbullah Lebanon, di provinsi selatan Daraa, kata Observatorium.

Baca Juga: Israel Disebut Ancam Indonesia Akan seperti Palestina Jika Warga RI Masih Ikut Campur, Faktanya

Untuk diketahui, saat ini Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tengah berupaya membuat negara-negara Teluk menormalisasi hubungan dengan Israel tanpa jaminan negara untuk Palestina terus mendapat penolakan.

Yang terbaru, negara Bahrain menolak langkah Uni Emirat Arab (UEA) ini.

"Bahrain menolak mengikuti langkah Uni Emirat Arab (UEA) dan menegaskan hanya akan menormalisasi hubungan dengan Israel jika Arab Saudi membuat kesepakatan dengan rezim Zionis itu," ungkap media Memo.

Baca Juga: Milisi Hizbullah Mendadak Serang Wilayah Perbatasan Israel-Lebanon

Sikap Bahrain itu telah diungkapkan pada Penasehat Gedung Putih sekaligus menantu Trump, Jared Kushner, yang mengunjungi Bahrain setelah memimpin delegasi AS-Israel ke Abu Dhabi.

 

 

Editor: Triwidiyanti Prasetiyo

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler